Kamis 22 Nov 2012 21:05 WIB

Kereta tak Jalan, Penumpang Naik Apa?

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Yudha Manggala P Putra
   Sejumlah warga menyaksikan rel KRL jalur Jakarta-Bogor yang anjlok akibat longsor di Desa Babakan Sirna, Cilebut, Bogor, Jabar, Kamis (22/11). (Antara/Jafkhairi)
Sejumlah warga menyaksikan rel KRL jalur Jakarta-Bogor yang anjlok akibat longsor di Desa Babakan Sirna, Cilebut, Bogor, Jabar, Kamis (22/11). (Antara/Jafkhairi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Tidak beroperasinya delapan kereta dari Stasiun Bogor menyebabkan penumpang langganan harus mencari alternatif lain menuju Jakarta seperti menggunakan bus. Terminal Baranang Siang mengalami sedikit peningkatan penumpang pada pagi ini, Kamis (22/11) sekitar 10 persen.

Saptio, petugas piket di Terminal Baranang Siang dari Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Kota Bogor mengatakan ada peningkatan dari pagi sekitar pukul 5.00 WIB hingga pukul 8.00 WIB.

"Peningkatan untuk bus tujuan Jakarta seperti Agramas jurusan Lebak Bulus, Bus Garuda tujuan Kali Deres dan Kramat Jati jurusan Tanjung Priok," ujarnya kepada Republika, Kamis (22/11).

Ia mengaku tidak ada bus tambahan baik dari Perusahaan Otobus maupun pemerintah Kota Bogor sendiri untuk mengantisipasi terbengkalainya penumpang kereta.

PT KAI pun tidak menyediakan angkutan khusus sebagai bantuan untuk mengangkut penumpang langganannya baik dari Stasiun Bogor ke Bojong Gede maupun sebaliknya.

"Kalau pun menggunakan feeder bus tidak akan mencukupi," kata Direktur PT KAI, Ignasius Jonan kepada wartawan di lokasi kejadian, Cilebut, Bogor. 

Petugas penjaga di Stasiun Bogor mengatakan, kebanyakan penumpang yang sudah terlanjur tiba di Stasiun karena tidak tahu informasi longsor, lari ke angkutan kota (angkot) menuju Stasiun Bojong Gede atau langsung ke Terminal Baranang Siang. "Banyak juga yang naik ojek ke Stasiun Bojong Gede," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement