REPUBLIKA.CO.ID, KINSHASA -- Presiden Republik Demokratik Kongo memecat panglima angkatan darat, Gabriel Amisi, setelah PBB menuduhnya. Sang panglima dituduh mengatur satu jaringan penyelundupan senjata ke beberapa kelompok pemberontak termasuk pemberontak Kongo.
Juru bicara pemerintah, Lambert Mende, mengemukakan kepada wartawan di Kinshasa bahwa pemecatan itu bersifat sementara. Pemecatan berlaku sambil menunggu hasil satu penyelidikan mendalam terkait kegiatan-kegiatan Gabriel Amisi.
Satu laporan Kelompok Ahli PBB mengenai Republik Demokratik Kongo (DRC) yang dikeluarkan pekan ini menuduh Amisi mengawasi satu jaringan yang menyediakan senjata dan amunisi untuk kelompok-kelompok bersenjata. Amisi juga dituding menyediakan senjata bagi para pemburu gelap gajah.
Pemecatan salah seorang dari para pemimpin militer DRC terjadi dua hari setelah pasukan reguler FARDC menderita satu kekalahan yang memalukan. Pemberontak M23 berhasil mengusir mereka dari kota utama di Goma.
Di antara tuduhan yang dikenakan terhadap Amisi adalah menjual senjata kepada kelompok Mai-Mai Raia Mutomboki. Kelompok ini diduga bertanggung jawab atas pembunuhan ratusan orang dalam bulan-bulan belakangan ini di DRC timur. Mereka diperkirakan bersekutu dengan pemberontak M23.