REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebanyak 1,5 juta batang mangrove telah melindungi dukuh Pandansari, Desa Kaliwlingi, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang sebelumnya kehilangan tambak seluas 1.000 hektare akibat abrasi.
"Sejak 2008 kita sudah memulai menanam mangrove dan sampai saat ini sudah 1,5 juta mangrove yang ditanam," kata tokoh masyarakat dan pegiat lingkungan Dukuh Pandansari Rusjan di Brebes, Sabtu.
Penanaman mangrove tersebut didukung oleh Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) yang mengajak warga untuk menanam mangrove di lahan seluas 1,5 hektare dan hingga lima tahun bersama sejumlah mitra lainnya berhasil menanam di lahan 30 ha.
Awalnya semua warga termasuk kaum ibu dan anak-anak ikut serta menanam mangrove. Kesadaran tersebut timbul karena melihat wilayah pesisir mereka yang terus terancam abrasi.
"Pada 2008 kami tergugah bersama masyarakat dengan kondisi alam yang memprihatinkan. Dalam 20 tahun hampir 1.000 hektar dari 3.800 hektar tambak tergerus abrasi," kata Rusjan yang mantan kepala desa setempat.
Dari hasil penanaman mangrove tersebut diakui masyarakat bisa mengatasi gempuran abrasi dan rob juga dapat diantisipasi.
"Alhamdulillah kita mendapat apresiasi yang baik dari pemerintah, karena memberi dampak yang baik bagi masyarakat akhirnya dilirik pemda. Alhamdulillah kegiatan kami banyak mendapat penghargaan," tambah Rusjan.
Mashadi yang merupakan perantara antara Kehati dengan masyarakat setempat mengatakan, disamping punya kepentingan mencegah gempuran abrasi tapi penanaman mangrove tersebut juga membantu masyarakat dalam meningkatkan perekonomian.
Dari kegiatan tersebut berhasil digerakkan kelompok budidaya rumput laut, budidaya kerang, udang, kepiting dan kambing. "Mangrove juga menjadi habitat hewan-hewan seperti kepiting, ikan, burung bahkan ada biawak," kata Mashadi.
Hingga saat ini juga dibentuk satgas Jaga Segara untuk menjaga keberlangsungsan mangrove yang melakukan patroli di laut mencegah penebangan mangrove juga sosialisasi kepada masyarakat agar tidak merusak mangrove.