Sabtu 24 Nov 2012 17:38 WIB

Pendangkalan Sungai, Penyebab Amblasnya Rel KA di Cilebut

   Sejumlah warga menyaksikan rel KRL jalur Jakarta-Bogor yang anjlok akibat longsor di Desa Babakan Sirna, Cilebut, Bogor, Jabar, Kamis (22/11). (Antara/Jafkhairi)
Sejumlah warga menyaksikan rel KRL jalur Jakarta-Bogor yang anjlok akibat longsor di Desa Babakan Sirna, Cilebut, Bogor, Jabar, Kamis (22/11). (Antara/Jafkhairi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Amblasnya rel kereta api listrik di antara Stasiun Cilebut dan Bojonggede disebabkan pendangkalan Sungai Cipakancilan yang mengakibatkan tebing longsor setelah tergenang air, kata Kepala Humas PT KAI Sugeng Priyono.

"Karena sungai ini mendangkal jadi luapan air menggenang ke jalan, sehingga air mengalir ke fondasi rel, awalnya hanya pengikisan tanah, hingga akhirnya terjadi longsor," katanya di Bogor, Sabtu.

Luapan air Sungai Cipakancilan terjadi karena hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut pada Rabu (21/11). Sebelumnya hujan juga turun hampir setiap hari hingga luapan air sering terjadi.

Menurut Kepala Desa Cilebut Timur, Taufik Hidayat Sungai Cipakancilan atau beberapa orang menyebutnya dengan nama Kali Baru ini telah mengalami pendangkalan sejak 10 tahun terakhir.

Ia mengatakan, pada masa ia kecil anak Sungai Cisadane tersebut memiliki lebar kurang lebih 15 meter dan kedalaman 1,5 meter. "Sejak 10 tahun terakhir ini, sungai makin lama makin mengecil dan mendangkal seiring bertambahnya jumlah penduduk di wilayah ini," katanya.

Taufik menceritakan, dulu semasa dirinya kecil sungai sering digunakan oleh anak-anak sekitar untuk mandi. Aliran sungai juga bersih dan tidak ada sampah yang kini menumpuk dan menyatu dengan tanah yang memadati sungai.

"Selain mendangkal juga karena dinding bibir sungai ini terlalu rendah sehingga lebih tinggi air dari tepiannya jadi meluap," katanya.

Taufik menyarankan agar pendangkalan sungai dicegah dengan pengerukan dan membangun dinding tepi sungai lebih tinggi agar air tidak meluap keluar.

Sugeng Priyono menambahkan, bahwa sungai tersebut dibangun oleh Belanda sebagai daya dukung rel. Namun, kurangnya perhatian tata ruang menyebabkan sungai tersebut menjadi tidak terkendali.

"Kami meminta pemerintah daerah untuk mendukung dan membantu PT KAI dalam menjaga infrastruktur kereta api ini dengan lebih memperhatikan tata ruang bangunan. Kalaupun ada pembangunan ada baiknya dihindari dekat dengan rel," katanya.

Amblasnya rel kereta api listrik di antara Stasiun Cilebut dan Bojonggede tersebut telah berdampak pada lumpuhnya perjalanan kereta dari Bogor dan Cilebut. Para penumpang dari Bogor yang ingin ke Jakarta harus naik dari Stasiun Bojonggede.

Kondisi ini telah membani para penumpang kereta api yang harus merogoh kocek lebih karena harus mengeluarkan ongkos lebih dari Bogor ke Bojonggede.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement