REPUBLIKA.CO.ID, Muhammadiyah juga aktif dalam upaya penyelesaian konflik di Filipina Selatan yang melibatkan Moro Islamic Liberation Front (MILF), Moro National Liberalism Front (MNLF) dan Pemerintah Filipina.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, menyatakan Muhammadiyah dalam waktu dekat berencana mengadakan pertemuan informal dengan pihak MILF dan MNLF di Bogor.
Muhammadiyah juga bertekad menjadi ormas pemrakarsa dukungan bagi kemerdekaan Palestina. "Bersama OKI, Muhammadiyah bahkan memprakarsai berdirinya hubungan persahabatan Palestina-Indonesia,'' ujar Din.
Muhammadiyah juga menjalin kerjasama dengan Komunitas Kemanusiaan Katolik Sant Egidio dari Italia untuk mewujudkan sebuah perdamaian dunia melalui nota kesepahaman (MoU).
Bentuk kerja sama itu bersifat bilateral yang berakar pada dua tradisi keagamaan yang berbeda, yaitu Islam dan Katolik. ''Meski berbeda, keduanya mempunyai sebuah tanggung jawab kemanusiaan yang sama,'' kata Din.
Din menambahkan, selama ini dari kedua organisasi keagamaan tersebut memiliki kesamaan yang mendasar dalam hal kemanusiaan, yaitu sebuah perwujudan perdamaian, pemberantasan kemiskinan, dan peningkatan pendidikan bagi masyarakat.
"Dalam dialog ini, bukan berarti mengajak orang Katolik memeluk Islam atau sebaliknya. Justru lewat dialog inilah kita dapat belajar untuk saling mengerti dan mencintai satu sama lain,'' tandasnya.
Kedua belah pihak sepakat untuk mendorong terciptanya perdamaian dunia melalui dialog lintas agama, resolusi konflik, dan kerja sama kemanusiaan.