REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi berpendapat untuk mencegah meluasnya konflik SARA di Kutai Barat, Kalimantan Timur pendatang perlu diisolasi.
Demi terciptanya suasana yang kondusif dalam waktu dekat, sementara warga pendatang tidak diperbolehkan masuk ke daerah konflik.
"Semua daerah juga harus membantu, terutama daerah-daerah tetangga untuk mengamankan wilayah itu," ujarnya saat ditemui di Mabes Polri, Senin (26/11).
Hal tersebut menurutnya perlu dilakukan untuk menghindari konflik berbau SARA yang sangat berbahaya. Gamawan mengatakan sedang mendalami apakah bentrokan di Kutai Barat berkaitan dengan isu SARA.
Ia menambahkan, saat ini Gubernur Kalimantan Timur telah mengambil tindakan sehingga saat ini ketegangan sudah mulai reda. Ia tidak menampik adanya diskriminasi terhadap kelompok tertentu dalam pembelian BBM.
"Kadang di lapangan berkembang macam-macam. Itu harus diteliti dulu," katanya.
Bentrokan terjadi antardua kelompok masyarakat pada Jumat pekan lalu, (23/11). Pengeroyokan terjadi di sebuah Agen Pengisian Minyak dan Solar (APMS) di Melak, Kutai Barat. Saat itu sedang antre bensin dan terjadilah aksi pengeroyokan.
Tidak terima dengan aksi pengeroyokan tersebut, kelompok korban pemukulan lantas melakukan pembalasan. Akibatnya sebuah rumah toko yang biasa menjual sembako habis dibakar massa. Kerusuhan kemudian meluas dan aksi pembakaran terus terjadi hingga Ahad.