Selasa 27 Nov 2012 07:59 WIB

Breaking Dawn-Part 2, Cita Rasa Sinetron Remaja Ala Hollywood

The Twilight Saga: Breaking Dawn-Part 2
Foto: filmofilia.com
The Twilight Saga: Breaking Dawn-Part 2

REPUBLIKA.CO.ID, -- Oleh John Tirayoh (Kontributor)

Bagi anda yang telah melewati masa remaja, "Twilight Saga: Breaking Dawn – Part 2" bisa jadi bukanlah film yang anda tunggu-tunggu. Tapi berbeda dengan kalangan remaja yang bersiap-siap "menerkam" bioskop untuk seri terakhir kisah Bella Swan dan Edward Cullen tersebut.

Masih dipegang oleh sutradara Bill Condon, film terakhir dari Twilight ini tayang secara global. Semua menunggu, apa yang menjadi kisah terakhir dari percintaan si vampir Edward Cullen yang mencintai Bella Swan layaknya kisah Romeo dan Juliet.

Kisah dimulai lewat Bella Swan (Kristen Stewart) yang telah menjadi sosok vampir. Bella mulai mengikuti instingnya dan kemampuan layaknya vampir yang lain. Dengan gaya yang mendayu-dayu, si vampir Edward Cullen (Robert Pattinson) selalu menjadi penuntun Bella di dunia vampir yang baru.

Eittss, tunggu dulu. Jacob (Taylor Lautner) si manusia serigala yang selama ini selalu konfrontasi dengan para geng vampir tetap hadir. Bagi anda yang telah membaca novelnya tentu sudah lebih dulu tahu, Jacob akan berpihak kepada siapa.

Kisah inti dari Breaking Down Part 2, memunculkan konflik dengan Voluturi pimpinan Aro (Michael Sheen) yang menganggap klan Cullen telah melanggar aturan dengan kehadiran Renesmee (Mackenzie Foy) yang merupakan anak dari Bella dan Edward. Bagi Volturi kehadiran Renesmee dapat mengancam keberadaan vampir.

Klan Cullen yang terpojok meyakinkan klan-klan vampir lainnya untuk bersekutu dan meyakinkan Volturi, bahwa kehadiran Renesmee bukanlah sesuatu yang berbahaya dan melanggar “kode etik vampir”. Namun, Volturi dengan segerombolan pendukungnya mengibarkan genderang perang kepada keluarga Cullen serta sekutunya.

Apakah Cullen Cs pasti menang? Siapakah yang akan menjadi korban dari kelompok Volturi ? Bagaimanakah nasib Bella dan Edward ? Akan berakhir seperti apakah kisah Aro yang si vampir bengis dan juga kejam? Itu menjadi sajian terakhir dari Twilight

Saga yang berhasil menghipnotis jutaan penonton di seluruh dunia.

Bill Condon sebagai sutradara apik menyajikan kisah romansa dan konflik yang ada kepada penonton remaja dengan mendayu-dayu dan “lebay” (meminjam istilah ABG saat ini). Hal ini memang menjadi andalan Twilight melihat segmentasi penonton yang berusia remaja.

Meski lambat di awal film, namun di akhir film, Bill Condon mampu menyajikan sebuah ketegangan dan mampu membuat penonton terkecih lewat skenario yang dibuat oleh Melissa Rosenberg.

Penampilan dan akting Kristen Stewart serta Robert Pattinson sebagai karakter utama tetap standard dan tak ada yang spesial. Namun apiknya akting Michael Sheen sebagai pemeran antagonis utama menjadikan film ini menjadi sedikit berkelas. Sayangnya, Bill Condon gagal membuat sosok Aro lebih antagonis layaknya Voldemort dalam Harry Potter.

Tragisnya, Dakota Fanning yang sedari awal tampil baik dari film pertama justru kini tampil biasa. Begitu juga kehadiran Maggie Grace yang hanya sekelibat dan jadi pajangan saja dalam adegan seri terakhir ini.

Secara keseluruhan, The Twilight Saga: Breaking Down Part 2, berhasil membuat penonton remaja puas dan sangat menikmati. Namun, film ini tidak mampu membuat penonton pascaremaja mampu menikmatinya sebagai sebuah tontonan film box office papan atas.

The Twilight Saga: Breaking Down Part 2 akhirnya menjadi film Box office dengan cita rasa sinetron remaja ala Hollywood. Ciyus..

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement