Selasa 27 Nov 2012 09:19 WIB

Penulis Sufi Klasik: Sa'di asy-Syirazi (2)

Ilustrasi
Foto: blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Para kritikus Barat kagum bahwa Sa'di dapat menulis dua karya klasik yang luar biasa,

“The Orchard” (Bustan) dan “The Rose Garden” (Gulistan) dalam jangka waktu dua atau tiga tahun.

Berikut petikan karya Sa’di:

Ahli Kimia dan Si Bodoh

Ahli kimia meninggal dalam keadaan menderita dan frustrasi—sementara si bodoh menemukan harta benda dalam reruntuhan.

Mutiara

    Rintik hujan, menetes dari awan,

    Merasa malu bila bertemu lautan.

    "Siapa diriku jika berada di lautan?" katanya.

    Ketika ia melihat dirinya dengan kerendahan,

    Tempurung melindunginya dalam pelukan.

Kekuasaan

    Kekuasaan di dunia dari ujung ke ujung

    Lebih tidak berharga daripada tetesan darah di atas bumi.

Pencuri dan Selimut

Seorang pencuri memasuki rumah seorang Sufi, dan tidak menemukan apa pun di sana. Ketika ia pergi, si darwis merasakan kekecewaannya dan melempar si pencuri dengan selimut alas tidurnya, agar pencuri itu tidak pergi dengan tangan hampa.

Belajar

    Tidak seorang pun belajar seni memanah dariku.

    Siapa yang tidak memaksaku, pada akhirnya, menjadi sasaran.

Orang yang Tidak Berbentuk

    Bagi seseorang yang tidak terbentuk dalam sebuah komunitas

    Hati dari para Bijak akan menderita sakit--

    Bagai kolam dipenuhi mawar air, dan seekor anjing jatuh di dalamnya, mengotorinya.

Pelajar dan Pertapa

Beri uang kepada pelajar, supaya mereka dapat terus belajar. Jangan beri apa pun kepada pertapa, agar mereka tetap menjadi pertapa.

Kalajengking

    Seekor kalajengking ditanya, "Mengapa kau tidak keluar di musim dingin?"

    Dijawabnya, "Perlakuan apa yang kuterima di musim panas, sehingga aku harus keluar di musim dingin?"

    Kayu hijau dapat dibengkokkan;

    Ketika kering, hanya api yang meluruskannya.

Perahu

Kalau Nuh yang jadi kapten, apa yang mesti ditakutkan?

Takdir si Anak Serigala

Takdir bagi anak serigala adalah menjadi serigala, sekalipun ia dibesarkan diantara anak manusia.

Pohon yang Gundul

Tidak seorang pun melempar batu ke pepohonan yang gundul.

Kesombongan

    Seseorang yang memiliki kesombongan di kepalanya--

    Jangan bayangkan ia akan pernah mendengar kebenaran.

Jalan yang Lurus

Aku tidak pernah melihat manusia tersesat kalau ia berada di jalan yang lurus.

sumber : Jalan Sufi: Reportase Dunia Ma'rifat oleh Idries Shah
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement