Selasa 27 Nov 2012 17:36 WIB

Kuota BBM Mepet, Masyarakat Mampu Diminta Berempati

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
 Sejumlah kendaraan antre mengisi bahan bakar jenis pertamax akibat habisnya BBM bersubsidi di salah satu SPBU di jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, Senin (26/11). (Republika/Agung Fatma Putra)
Sejumlah kendaraan antre mengisi bahan bakar jenis pertamax akibat habisnya BBM bersubsidi di salah satu SPBU di jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, Senin (26/11). (Republika/Agung Fatma Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Saat ini, satu langkah penting yang diupayakan pemerintah agar menjaga kuota yang masih tersedia tetap cukup yakni  meminta warga sadar bahwa BBM bersubsidi memang hanya diperuntukan kelompok tidak mampu saja.

"Kami memohon bagi para pemakai kendaraan yang mampu beralihlah ke BBM nonsubsidi," jelas Wakil Menteri ESDM, Rudi Rubiandini.

Terkait apakah mungkin harga BBM bersubsidi naik, ia mengatakan tak mungkin dilakukan sekarang. Namun bisa saja ini dilakukan 2013 nanti.

"Kementerian Keuangan akan melihat semua aspek," katanya.  Tapi bila tidak dasar pertimbangannya kurang kurang kuat, maka penyesuaian harga BBM bersubsidi tak akan dilakukan.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) memprediksi BBM bersubsidi secara nasional akan habis 24 Desember mendatang. Khusus untuk Jakarta, solar akan habis 30 November dan premium habis 19 Desember.

Dari kuota awal, diperkirakan kelebihan konsumsi BBM bersubsidi bakal mencapai 1,2 juta kilo liter (KL) hingga akhir 2012. Pasalnya, meski sudah ditambah 4,04 juta kl di September lalu menjadi 44,04, dalam perhitungan perusahaan itu, idealnya angka BBM bersubsidi yang dikucurkan mencapai 45,24 juta kl.

Konsumsi premium akan jebol hingga 400 ribu kl sedangkan solar 827 ribu kl. Kalimantan menjadi pengkonsumsi BBM bersubsidi terbesar. Bahkan porsinya mencapai 25 persen dari keseluruhan wilayah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement