REPUBLIKA.CO.ID, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akan membangun bandar antariksa di Pulau Morotai, Sulawesi Utara.
"Rencana dibangun tahun 2013 dan ditargetkan selesai tahun 2025," ujar Kepala LAPAN, Bambang Teja Selasa (27/11).
Bambang menjelaskan, pembangunan bandar antariksa tersebut bertujuan untuk meluncurkan Roket Pengorbit Satelit (RPS) dan satelit. "Untuk meluncurkan RPS dan satelit sendiri, Indonesia memerlukan bandar antariksa yang profesional," kata Bambang.
Selain untuk meluncurkan RPS dan satelit, bandar antariksa yang dibangun dengan estimasi biaya awal Rp 20 miliar tersebut akan dimanfaatkan sebagai lokasi uji terbang pesawat Unmanned Aerial Vehicle (UAV).
Bambang mengungkapkan pembangunan bandar antariksa harus memenuhi beberapa syarat, yaitu sedapat mungkin lokasi bandar antariksa ditempatkan dekat dengan garis khatulistiwa, tidak ada konflik terhadap tanah yang akan dijadikan lokasi, menghadap ke laut bebas, jauh dari pemukiman penduduk, kondisi iklim dan cuaca yang mendukung untuk peluncuran RPS, dan bebas dari gempa.
"Pulau Morotai menjadi salah satu lokasi yang memenuhi sebagai syarat bandar antariksa," tutur Bambang.
Pulau yang terletak di Provinsi Maluku Utara ini berbatasan langsung dengan Samudra Pasifik dan Laut Halmahera di sebelah utara, timur, dan barat. "Dengan demikian Morotai aman dan memiliki resiko yang kecil akibat dari peluncuran roket," ujar Bambang.
Sebelumnya, LAPAN telah memiliki stasiun peluncuran roket di Pamengpeuk, Jawa Barat. Stasiun tersebut selama ini digunakan untuk meluncurkan berbagai roket eksperimen hasil penelitian dan pengembangan LAPAN.
"Namun, untuk meluncurkan RPS dibutuhkan bandar antariksa yang lebih luas," kata Bambang.