REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Tugas besar tentu menanti pelatih Timnas Brasil berikutnya. Tim Samba menanggung beban besar untuk bisa merebut trofi paling bergengsi di dunia itu.

Apalagi status Brasil pada 2014 nanti menjadi tuan rumah. Para suporter Tim Samba tentu ingin melihat tim kesayangannya kembali merebut gelar Piala Dunia setelah terakhir kali meraihnya pada 2002.

Di saat mengusung target besar dua tahun mendatang, timnas Brasil mendapatkan cobaan dengan terjadinya pemecatan terhadap Mano Menezes. Arsitek 50 tahun itu dianggap gagal mengangkat pamor Brasil.

Di bawah asuhannya, Tim Samba hanya bisa mencapai babak perempat final Copa America 2011. Menezes hanya bisa membawa Brasil meraih medali perak di Olimpiade 2012.

Sepanjang kariernya di timnas Brasil, sejak Juli 2010, Menezes hanya mampu meraih 21 kemenangan dari 40 laga. Hasil ini tampaknya tidak memuaskan CBF yang kemudian memutuskan untuk memecatnya. (baca: CBF 'Haramkan' Guardiola Latih Brasil).

Namun, ternyata langkah CBF itu menuai banyak kritikan. Di antaranya dari mantan pemain legendaris Tim Samba, Carlos Alberto, dan juga Zico. "Kepergiannya berada pada saat yang tidak tepat," kata Zico menganalisis.

Dengan waktu sekitar dua tahun menuju putaran final Piala Dunia, timnas Brasil harus menyesuaikan diri dengan pelatih anyar. Namun, Presiden Konfederasi Sepak Bola Brasil (CBF), Jose Maria Marin mengatakan pihaknya sudah membuat keputusan dan tidak ingin membicarakan langkah itu lagi. (baca: Tidak Semua Tim Ingin Dilatih Guardiola).

Kini, CBF akan fokus untuk mencari pelatih yang tepat untuk menangani timnas Brasil. "Kami harus memikirkan masa sekarang dan masa depan," ujar dia mengakhiri.

Ikuti Whatsapp Channel Republika