REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kementerian Agama RI sedang mengkaji untuk menghapus layanan hotel transit di Jeddah bagi jamaah Makkah yang akan pulang ke Tanah Air.
"Saya minta kepada petugas (haji) untuk mengkaji apakah perlu jamaah yang dari Makkah dan akan kembali ke Tanah Air menginap satu malam (transit) di Jedddah, sementara teknologi komunikasi saat ini sudah canggih," kata Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Anggito Abimanyu di Jeddah, Rabu.
Dia menilai jarak Mekkah dan Jeddah tidak terlalu jauh sementara alat komunikasi semakin canggih sehingga pengurusan administrasi tiket dan paspor bisa dilakukan dari Makkah begitu juga saat pemberangkatan bus menuju Jeddah.
Selama ini semua yang pulang ke Tanah Air melalui Bandara King Abdul Azis Jeddah, terlebih dahulu menginap (transit) satu malam di kota pinggir laut merah itu.
Dampaknya, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyediakan hotel transit untuk menginap bagi jamaah tersebut dengan biaya 100 riyal per orang.
Keuntungan tidak perlu transit, karena sewa hotel di Makkah dilakukan permusim, sehingga pembayaran dilakukan perpaket musim haji, sementara di Madinah sewa penginapan dilakukan perhari dan perorangan. Di Madinah, PPIH menyewa hotel, bukan gedung atau apartemen pemondokan seperti di Makkah.
Dengan sistem sewa per musim haji di Mekkah maka tidak perlu ada tambahan biaya jika jamaah menginap satu hari lebih lama di Makkah, sebelum dipulangkan ke Jeddah.
Saat ini sekitar 50 persen dari sekitar 211.000 anggota jamaah haji di Makkah pulang melalui Jeddah. Sisanya pulang melalui bandara di Madinah, dan sebagian lagi jamaah yang menginap di Madinah juga pulang melalui Jeddah.
Bagi mereka yang pulang dari Madinah lalu ke Jeddah, dinilai Anggito, layak menginap semalam di hotel transit dengan pertimbangan jarak tempuh 5-6 jam.
Selama ini, PPIH menyewa enam hotel transit, dibantu dengan empat hotel cadangan (back up) untuk menampung jamaah yang transit di Jeddah. Tahun 2011, PPIH menyewa 11 hotel transit untuk jamaah.