Rabu 28 Nov 2012 07:21 WIB

Kemenag Janjikan Bus yang Lebih Baik untuk Musim Haji 2013

  Bus-bus yang mengangkut jamaah haji gelombang kedua mulai berdatangan di Kota Madinah Al-Munawarah, Selasa (6/11). Mereka akan menghabiskan waktu selama delapan hingga sembilan hari di kota Nabi ini sebelum pulang ke Tanah Air.
Foto: Endah hapsari
Bus-bus yang mengangkut jamaah haji gelombang kedua mulai berdatangan di Kota Madinah Al-Munawarah, Selasa (6/11). Mereka akan menghabiskan waktu selama delapan hingga sembilan hari di kota Nabi ini sebelum pulang ke Tanah Air.

REPUBLIKA.CO.ID,JEDDAH--Kementerian Agama sudah hampir pada kesimpulan untuk menyewa bus kualifikasi tertentu dari perusahaan tertentu pula, guna meningkatkan kualitas pelayanan transportasi jamaah haji 2013.

Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag RI Anggito Abimanyu di Jeddah, Rabu, mengatakan dirinya sudah berbicarakan dengan sejumlah perusahaan bus di Saudi untuk memberikan layanan yang lebih baik pada jamaah.

Konsekwensinya, akan terjafi penambahan biaya bus, tetapi angkanya tidak sebesar perkiraan semula (100 riyal). Penambahan biaya tersebut akan dibicarakan dengan DPR pada pembahasan perencanaan dan pembiayaan haji 2013.

Terdapat sejumlah negara, diantaranya Iran, Turki dan Malaysia yang menyewa bus pada perusahaan tertentu, diantaranya pada perusahaan bus milik pemerintah Saudi, Saptco.

Selama ini, jamaah haji Indonesia menggunakan jasa bus yang dikoordinir Naqaba (konsorsium perusahaan bus Saudi). Kompensasinya, kualitas bus yang digunakan jamaah berbeda-beda karena anggota konsorsium perusahaan bus mengoperasikan kualitas bus yang tidak sama.

Sejumlah perusahaan bus mengoperasikan bus kualitas pariwisata dengan penyimpanan koper di bawah badan bus, tetapi tidak sedikit perusahaan bus yang mengoperasikan bus model lama dengan penyimpanan koper di atas atap.

Dampaknya, jamaah haji Indonesia hanya bisa pasrah jika mendapat bus lama dan pada lain waktu mendapat bus baru.

Pada sebuah kejadian, koper jamaah dari Madinah ke Makkah tertinggal atau tidak terbawa bersama bus karena tempat penyimpanan kopernya kecil dan terbatas. Pada kejadian lain, sebuah bus terbakar berikut koper jamaah di atasnya.

Keluhan lain pada pelayanan bus adalah perilaku pengemudi yang membawa mobil ugal-ugalan, zig-zag atau berhenti dan turun dari bus tanpa alasan jelas. Sebagian pengemudi meminta uang tips (fee atau sedekah) kepada jamaah, jika tidak diberi atau jumlah yang diterima tidak sesuai harapan maka laju bus dibuat zig-zag, rem mendadak atau saling mendahului.

Pada kasus tabrakan yang mengakibatkan 17 jamaah mendapat perawatan dan belasan lainnya luka ringan, bermula dari sopir yang meminta uang tips pada jamaah, lalu agaknya kurang puas dengan jumlah yang diterima, dua bus saling mendahului dan akhirnya tidak bisa mengelak dari truk di depan maka terjadi tabrakan beruntun yang melibatkan empat dari delapan bus pengangkut jamaah.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement