REPUBLIKA.CO.ID, Sebuah artikel yang dimuat di koran Israel mengulas tentang petualangan Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak yang mengundurkan diri dan menyebut pengunduran dirinya ini sebagai langkah yang terpaksa.
Gideon Levydalam artikelnya yang dimuat dalam koran Haaretz mengevaluasi pengunduran diri Barak dan menegaskan bahwa ia tidak mengundurkan diri tetapi terpaksa mengundurkan diri, demikian dilaporkan Fars News, Rabu (28/11).
Levy juga menyinggung perselisihan di kubu sayap kanan Israel menjelaskan bahwa faksi ini telah hancur dari dalam.
Ia menambahkan, Barak mempunyai peran penting dalam kabinet Benyamin Netanyahu, Perdana Menteri Rezim Zionis dan mempunyai hubungan baik dengan Salam Fayyad, Perdana Menteri Otorita Ramallah di Tepi Barat.
Penulis di koran Haaretz ini juga menyinggung kesalahan-kesalahan strategi Barak sebelumnya dan mengatakan, pengganti Barak adalah orang yang moderat dan tidak akan bertualang.
Lebih lanjut Levy menulis, Barak memahami posisinya menjelang pemilu ini dan tidak mempunyai harapan untuk memenangkan pemilu. Oleh sebab itu, ia terpaksa mengundurkan diri untuk mencegah kegagalan yang lebih parah dalam persaingan pemilu nanti.