REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines Rudy Setyopurnomo mengakui kesalahannya yang menyebutkan nama Anggota Komisi XI Muhammad Hatta sebagai salah satu legislator yang diduga memeras perusahaan pelat merah itu.
"Saya klarifikasi bahwa Pak Hatta tidak ada dalam pertemuan itu," kata Rudy Setyopurnomo di Jakarta, Rabu, merujuk pada pertemuan Panitia Kerja Merpati Komisi XI DPR dengan direksi Merpati pada 1 Oktober 2012.
Dia mengatakan sebelumnya tidak melaporkan nama Hatta kepada Badan Kehormatan (BK) DPR, melainkan kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan.
Menurut dia, kesalahan itu ada pada dirinya dan bukan pada Dahlan Iskan yang pertama kali mengungkap dan melaporkan dugaan pemerasan BUMN oleh legislator kepada BK DPR.
"Saya yang salah, bukan Pak Dahlan," ujarnya.
Namun, saat ditanya tentang mengapa kesalahan itu bisa terjadi karena berkaitan dengan nama baik seseorang, dia enggan menjawab.
Dia hanya diam, meskipun wartawan yang mengerumuninya terus melempar pertanyaan. Dia terus berjalan ke mobilnya dengan dikawal tiga orang anggota Pengamanan Dalam Sekretariat Jenderal DPR.
Sementara itu, Muhammad Hatta mempertanyakan kredibilitas Dahlan Iskan yang membawahi ratusan BUMN bila mengurusi satu perusahaan saja menimbulkan kegaduhan seperti itu.
"Bagaimana bisa mengurus ratusan BUMN kalau satu Merpati saja menjadi kacau begini," ucapnya.
Politisi Partai Amanat Nasional itu mengatakan masih memikirkan untuk melaporkan dugaan pencemaran nama baik yang sudah dialaminya itu kepada aparat penegak hukum.