Rabu 28 Nov 2012 17:30 WIB

Wamen ESDM: Setop Premium di Kawasan Elit

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
 Sejumlah kendaraan antre mengisi bahan bakar jenis pertamax akibat habisnya BBM bersubsidi di salah satu SPBU di jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, Senin (26/11). (Republika/Agung Fatma Putra)
Sejumlah kendaraan antre mengisi bahan bakar jenis pertamax akibat habisnya BBM bersubsidi di salah satu SPBU di jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, Senin (26/11). (Republika/Agung Fatma Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rudi Rubiandini meminta Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kawasan elit menghapus penjualan BBM bersubsidi. "Di tempat perumahan mewah, ditutup saja sekalian premiumnya," katanya.

Ia menilai ini bagian dari upaya untuk menghimbau para pemilik mobil mewah agar tak menggunakan BBM jenis ini. Kelompok menengah ke atas, ujarnya, seharusnya berempati karena memang BBM bersubsidi bukan untuk mereka.

"Karenanya, mohon kesadaran moral para pemilik kendaraan mewah," tegasnya. Ia menyatakan sikap ini bakal berpengaruh maksimal pada kuota BBM bersubsidi.

Selain itu, ia pun mengatakan pihaknya juga akan meminta BPH Migas untuk melakukan pengkategorian tipe SPBU. Dari 1.600 SPBU di Indonesia, ia meminta pembagian SPBU versi A, B dan C.

"A misalnya full tidak ada premium, B ada premium tapi dikasih jam, yang C yang premiumnya tidak boleh dihilangkan," jelasnya. Tapi, kata dia, aturan itu tetap harus memperhitungkan wilayah pelosok dan pinggiran yang mungkin sulit menjamah pertamax.

Sebelumnya, Selasa (24/11) Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan membatalkan program sehari tanpa BBM bersubsidi 2 Desember nanti.  Ia mengatakan gerakan itu terlalu ruwet dilakukan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement