REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Koalisi Nasional Suriah bagi Oposisi dan Kekuatan Revolusioner, Rabu (28/11), mengadakan pertemuan di Ibu Kota Mesir, Kairo, guna membahas beberapa topik peraturan yang berkaitan dengan blok yang baru lahir tersebut.
"Pertemuan itu akan membahas peraturan internal koalisi, dan akan mengakui Mesir sebagai markas koalisi," kata beberapa sumber kepada Xinhua -- yang dipantau di Jakarta, Rabu (28/11) malam.
"Pertemuan tersebut juga akan membahas tugas dan misi berbagai komite di koalisi," kata sumber itu.
Koalisi tersebut dibentuk awal November, ketika kelompok oposisi Suriah di luar negeri menandatangani kesepakatan di Ibu Kota Qatar, Doha, dalam upaya menyatukan upaya mereka dalam memerangi pemerintah Presiden Bashar al-Assad.
Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) telah mengakui koalisi itu sebagai "wakil sah rakyat Suriah", sementara Liga Arab menyatakan organisasi regional tersebut memandangnya sebagai "wakil aspirasi rakyat Suriah".
Sementara itu 34 orang tewas dalam ledakan yang terjadi di Kabupaten Jaramana, Ibu Kota Suriah --Damaskus, Rabu, kata stasiun televisi resmi dengan mengutip satu sumber di Kementerian Dalam Negeri.
Sebanyak 10 kantung yang berisi jenazah korban yang belum diidentifikasi, katanya, juga telah dikumpulkan. Delapan-puluh-tiga orang menderita luka serius, katanya.