REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana banjir dan longsor dalam musim penghujan ini telah menimbulkan puluhan ribu jiwa menderita. Dari data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) periode Oktober hingga November, 28.986 jiwa menderita dan mengungsi akibat banjir.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jumlah tersebut belum termasuk jumlah korban bencana lainnya. "Masih ada korban menderita dan mengungsi akibat longsor 208 jiwa serta akibat banjir dan longsor 5.040 jiwa," ujarnya kepada Republika, Rabu (28/11).
Sementara itu, korban meninggal dunia dan menghilang mencapai 33 orang. Terdiri dari 19 orang akibat banjir, 12 orang akibat longsor serta dua orang akibat banjir dan longsor.
Selain korban jiwa, bencana tersebut juga menimbulkan kerugian materiil. Sebanyak 408 rumah rusak berat, 22 rumah rusak sedang dan 250 rumah rusak ringan. Ditambah lima fasilitas pendidikan, empat sarana ibadan dan 1.390 hektare sawah rusak.
Namun, BNPB belum mengetahui pasti jumlah total kerugian materiil. "Kami belum mengetahui berapa total kerugian jika dirupiahkan," katanya.
Dalam musim penghujan yang baru berjalan sekitar sebulan, 43 bencana sudah menimpa Indonesia. Bencana tersebut terdiri dari 27 banjir, 10 longsor serta enam bencana banjir dan longsor.
Bila dihitung sejak awal 2012, sudah 112 bencana banjir dan longsor terjadi. Tercatat banjir dan longsor terjadi di beberapa wilayah, diantaranya Gorontalo, Padang, Ambon, Riau dan Aceh Tenggara. "Jika dilihat dari banyaknya korban, banjir terparah terjadi di Mamasa dengan 15 korban meninggal," ucap Sutopo.