REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Politikus senior Partai Kebangkitan Bangsa, Effendi Choiri mengecam penghinaan yang dilakukan Sutan Bhatoegana kepada Gus Dur.
Menurut Gus Choi, demikian ia biasa disapa, pernyataan Sutan merupakan penghinaan pada keluarga besar NU. "Sutan bukan hanya menghina Gus Dur, istri, dan anak Gus Dur, tapi juga keluarga besar NU," kata Gus Choi kepada Republika Online, Kamis (28/11), di El-Harish, Mesir.
Gus Choi menyatakan politikus seperti Sutan tidak pantas menghina Gus Dur. Hal ini karena peran Sutan terhadap bangsa dan negara masih jauh dibandingkan Gus Dur. Bahkan, kata Gus Choi, Sutan adalah politikus 'kemarin sore' yang tidak tahu menahu urusan politik Indonesia pascareformasi 1998.
"Tidak jelas peran Sutan apa saat reformasi. Paling dia cuma mengaku terlibat. Politikus semacam ini harus dicincang," ujar Gus Coi.
Kemarahan warga Nahdhiyin terhadap Sutan merupakan hal wajar. Gus Choi bahkan menilai kemarahan mereka sebagai hal logis dan patut dilakukan. Bagi keluarga Nahdhiyin Gus Dur adalah simbol perubahan.
Gus Dur memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki warga Nahdhiyin lain. Gus Dur adalah cucu pendiri Nahdhatul Ulama sekaligus pahlawan nasional Kyai Hasyim Asy'ari. Dia juga anak dari pahlawan nasional Wahid Hasyim. Kecerdasan intelektual Gus Dur mampu mengangkat harkat NU ke pentas internasional.
"Gus Dur secara pribadi memiliki kapasitas. Mampu mengangkat harkat martabat NU ke pentas internasional. Wajar bila Gus Dur dihormati," ujar Gus Coi.
Penghinaan Sutan terhadap Gus Dur akan merugikan Sutan dan Partai Demokrat. Hal ini karena penghinaan yang dilakukan Sutan tidak memiliki dasar argumentasi jelas dan malah menunjukan kebodohan Sutan dalam memandang persoalan masa lalu. Menurut Gus Choi tuduhan bahwa Gus Dur digulingkan dari kursi kepresidenan karena terlibat skandal korupsi Bullog Gate dan Brunai Gate tidaklah benar.
"Saya tahu betul Gus Dur tak pernah menggunalan uang Bullog dan Brunai untuk kepentingan pribadi maupun partai," kata Gus Coy.
Sebelumnya politikus senior Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana mengatakan Gus Dur dilengserkan dari kursi presiden karena terlibat skandal korupsi Bulog dan Brunei-gate. Pernyataan Sutan memicu kemarahan, lantaran tak ada satupun putusan pengadilan yang menyatakan Gus Dur bersalah dalam dua kasus tersebut.