REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini mengatakan, tambahan BBM subsidi tahun 2012 sebesar 1,2 juta kiloliter akan dimasukkan ke dalam APBN Perubahan 2013.
"Jadi, Pertamina menalangi dulu dan tidak dibayar di 2012, tapi masuk ke dalam APBN Perubahan 2013," katanya di Jakarta, Kamis. Menurut dia, secara teknis, Kemenkeu hanya menyediakan anggaran subsidi BBM 2012 untuk 43,5 juta kiloliter.
Lalu, anggaran BBM 540 ribu kiloliter --untuk menjadi 44,04 juta kiloliter-- akan diambil dari alokasi lainnya.Serta, sisanya 1,2 juta kiloliter masuk APBN Perubahan 2013.
Namun sebelumnya, menurut Rudi, pemerintah akan meminta persetujuan Komisi VII DPR atas tambahan kuota 2012 sebesar 1,2 juta kiloliter tersebut.
"Paling penting DPR setuju dulu. Soal uang, nanti Menkeu yang mengatur," ucapnya. Ia mengatakan, pemerintah berharap DPR sudah memberi persetujuan sebelum berakhirnya masa reses pada pertengahan Desember 2012.
Menurut dia, target kuota BBM 2012 tidak tercapai karena program BBG belum berjalan dan juga penghematan kendaraan dinas, pertambangan, dan perkebunan tidak optimal.
Rudi juga mengatakan, pemerintah bakal meminta tambahan kuota BBM subsidi APBN 2013 dalam APBN Perubahan 2013. Sesuai APBN 2013, kuota BBM subsidi ditetapkan 46,02 juta kiloliter.
"Namun, kami prediksikan bisa mencapai 48 juta kiloliter," tuturnya.
Ia menambahkan, pemerintah akan mencoba mengurangi konsumsi BBM dengan menjalankan program konversi BBG, penghematan, dan kenaikan harga.
"Kalau tiga program itu jalan, maka konsumsi bisa kurang dari 48 juta kiloliter, tapi pasti lebih dari 46 juta kiloliter," katanya.
Apalagi, lanjutnya, konsumsi BBM pada 2012 sudah mencapai 45,2 juta kiloliter, sehingga dengan melakukan ketiga program pun, pasti bakal lebih dari 46 juta kiloliter.
"Walau harga BBM naik, kuota 46 juta kiloliter tetap akan lebih," ujarnya.