Kamis 29 Nov 2012 17:51 WIB

Lamaran Ditolak, Nyawa Melayang

Rep: Hannan Putra/ Red: Dewi Mardiani
Pembunuhan. Ilustrasi
Foto: AP
Pembunuhan. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KUNDUZ -- Lamaran yang ditolak tentunya membawa beban psikologis tersendiri bagi yang mengalaminya. Namun, tak disangka hal tersebut bisa berujung maut bagi seorang gadis malang di Afganistan.

Dua pria sadis terpaksa diamankan pihak polisi Afghanistan, Kamis (29/11), setelah terbukti menggorok leher seorang gadis 15 tahun. Aksi sadisnya dilatarbelakangi penolakan pihak keluarga si gadis atas lamarannya.

Dendam yang dipendam akhirnya dilampiaskan saat si gadis keluar rumah untuk membawa air dari sungai menuju rumahnya di desa provinsi Kunduz utara, Rabu (28/11). Seperti dikonfirmasi juru bicara kepolisian, Sayed Sarwar Hussaini, kepada AFP.

"Kedua pemuda itu menyerang dan menggorok leher korban dengan pisau. Saat ini mereka telah diamankan dalam tahanan polisi," jelas Sayed.

Kekerasan ekstrem terhadap perempuan, baik anak-anak maupun dewasa masih menjadi masalah besar di negara muslim yang dinilai masih konservatif tersebut. Menurut catatan Organisasi amal Oxfam di Inggris, sebanyak 87 persen perempuan Afghanistan melaporkan telah mengalami kekerasan fisik, pelecehan seksual, atau beban psikologis karena kawin paksa.

Bulan lalu, seorang wanita 20 tahun dipenggal oleh keluarga suaminya setelah ia menolak menjadi pelacur. Pihak kepolisian setempat menangkap empat orang tersangka atas pembunuhan brutal yang terjadi di provinsi Herat, Afganistan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement