REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel mengibarkan bendera putih tanda menyerah, atas upaya Palestina yang meminta peningkatan status di dalam keanggotan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Sikap Israel tersebut menyusul terus mengalirnya dukungan internasional kepada Palestina. Nasib Palestina itu akan dibahas dalam sidang Majelis Umum PBB, Jumat (30/11) besok.
Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert tanpa diduga menyatakan mendukung Palestina. Menurutnya permintaan Palestina sangat tepat menjadi solusi mengakhiri perang Palestina dengan Israel.
"Oleh karena itu, saya tidak melihat ada alasan untuk menentangnya," ujarnya seperti dikutip The Daily Beast.
Padahal sebelumnya, Israel menentang keras usulan tersebut. Bahkan Israel mengancam akan melanggar kesepakatan Oslo yang terjalin antara Israel dan Palestina. Negeri Zionis khawatir dengan peningkatan status di PBB, Palestina akan bergabung di Pengadilan Kejahatan Internasional (ICC).
Sebab, jika Palestina bergabung dengan ICC, Israel takut dituntut kejahatan perang. Olmert bersama Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas telah menjalin perundingan perdamaian pada 2007 dan awal 2009.
Namun keduanya tak pernah menghasilkan kesepakatan apapun. Jalan negosiasi justru terputus, setelah Palestina menentang Israel yang terus membangun pemukiman di kawasan pendudukan.
Bersama AS, Israel sebelumnya sangat giat mengkampanyekan pencegahan pemungutan suara untuk status Palestina di Majelis Umum PBB. Israel fokus pada kekuatan Eropa terhadap suara untuk kenaikan status Palestina.
Namun upaya Israel gagal, beberapa negara Eropa seperti Prancis dan Jerman telah mengumumkan dukungan. Bahkan Inggris diindikasi akan memberikan suara yang sama. Sikap AS
Adapun sikap AS masih menunjukan pertentangan di detik terakhir sebelum pemungutan suara Majelis Umum PBB Jumat besok.