REPUBLIKA.CO.ID, KABUL – Arab Saudi akan membangun sebuah pusat studi Islam di ibukota Afghanistan, Kabul.
Awal bulan ini, kedua pemerintah negara telah bertemu dan melakukan perjanjian kerjasama pembangunan pusat studi dan masjid tersebut.
Diperkirakan pusat studi tersebut menelan dana sebesar 100 juta dolar AS. Pusat studi ini akan menjadi salah satu cara Arab Saudi memperluas pengaruhnya di Afghanistan setelah rezim Barat menarik diri.
Pusat studi tersebut dibangun di tanah seluar 30 hektar. Diperkirakan bangunan tersebut akan selesai pada awal tahun 2016.
"Pusat Studi Islam ini memiliki beberapa tujuan, salah satunya untuk menjaga hubungan baik Arab Saudi dengan Afghanistan," ujar Menteri Haji dan Urusan Agama Islam Arab Saudi, Dayi al-Haq Abed, seperti dilansir laman The Guardian, Jumat (30/11).
Negara tetangga Afghanistan dan sekutu telah berbondong-bondong datang untuk menancapkan kekuasaannya di negara tersebut. Mereka menghabiskan dana jutaan dolar AS untuk membangun sistem kesehatan, pendidikan, dan saluran radio serta televisi.
Abed menjelaskan pembangunan pusat studi ini tidak bermakna politik. Tujuan dibangun adalah untuk beribadah dan belajar. Pembangunan ini merupakan cita-cita lama almarhum Raja Fahd, yang belum sempat terealisasi. "Bukan upaya Arab untuk meningkatkan peran dalam urusan Afghanistan," tegas Abed.
Lokasi pusat studi ini adalah di sebuah perbukitan yang menghadap ke Kota Kabul. Sekolah ini didirikan tidak jauh dari makam raja terakhir Afghanistan, Mohammad Zahir Shah. Perguruan tinggi ini akan dilengkapi dengan perpustakaan, ruang kuliah, lapangan olah raga dan asrama.
Diperkirakan perguruan tinggi ini mampu menampung lebih dari 5.000 siswa. Sedangkan masjid yang dibangun di dalam lingkungan perguruan tinggi tersebut mampu menampung lebih dari 15 ribu jamaah. Masjid ini akan menjadi salah satu yang terbesar di negara tersebut.