REPUBLIKA.CO.ID, WONOSOBO – Tidak sedikit tenaga kerja Indonesia (TKI) purna yang kembali ke Tanah Air dengan sukses.
Demikian yang terjadi dengan TKI asal Wonosobo, Jawa Tengah.
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Moh Jumhur Hidayat, mengatakan para TKI Wonosobo telah turut serta berkontribusi terhadap perbaikan ekonomi.
Baik itu untuk keluarga, desa dan daerah, melalui remitance yang mereka kirimkan ke Indonesia.
"Di antara mereka diakui ada yang kurang beruntung dan menjadi korban TPPO karena berangkat melalui calo," katanya di Desa Tracap, Kaliwiro, Wonosobo, Jumat (30/11). Karena itu, pihaknya akan terus melakukan kerjasama pemberdayaan.
Desa Tracap menjadi pilot project bagi kegiatan ekonomi yang terintegrasi. Kampung TKI Purna ini merupakan model sinergi yang baik antara unsur pemerintah pusat dan daerah, LSM, lembaga internasional seperti International Organization for Migration (IOM).
Staf IOM Jakarta, Hendra Adi, mengatakan pihaknya memberikan bantuan berupa 100 ekor Kambing dan 500 ayam petelur yang diberikan sejak bulan lalu.
Desa Binaan di Tracap, kata Hendra, dikembangkan sejak 2011 bersama BP3TKI Semarang, dan diresmikan sebagai Kampung Buruh Migran. "Program reintegrasi ini berbentuk kelompok usaha bersama mantan BMI (Buruh Migran Indonesia) yang menjadi korban Perdagangan manusia," ujarnya.
Desa Tracap, Kecamatan Kaliwiro, Kabupaten Wonosobo, merupakan desa dengan 80 persen penduduknya menjadi TKI. Kebanyakan mereka berangkat ke Luar Negeri melalui perantara Calo. "Di desa ini saja ada 75 orang yang menjadi korban trafficking (TPPO)," ujar Hendra.
Baik BNP2TKI maupun IOM sepakat menjadikan Desa Tracap sebagai percontohan desa BMI. "Kita berharap model pemberdayaan di Desa Tracap ditiru oleh desa-desa lain yang banyak TKI-nya,” tegas Jumhur Hidayat.