Sabtu 01 Dec 2012 07:05 WIB

Inilah Modal Utama Agar Indonesia Jadi Negara Besar

Bendera Indonesia
Bendera Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Tjatur Sapto Edy, berpendapat bahwa ketahanan rakyat Indonesia merupakan modal untuk menjadi negara besar.

"Indeks kebahagiaan rakyat tinggal di negaranya, di Indonesia tertinggi yaitu mencapai 51 persen. Itu artinya rakyat di negara kita itu memiliki ketahanan yang bisa membuat negara menjadi besar," ucapnya di Jakarta, Jumat(30/11) malam.

Tjatur menyatakan hal itu dalam dalam Saresehan Budaya KPK, Kepolisian RI, Kejaksaan Agung dan Mahkamah Agung di Auditorium Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian di Jakarta.

Tjatur menyebutkan bahwa indeks dihasilkan oleh tiga lembaga penelitian internasional yang melakukan kajian di 24 negara di dunia, dengan rata-rata tingkat kebahagiaan hanya 22 persen rakyat saja.

Ia mencontohkan bagaimana rakyat Indonesia memiliki ketahanan salah satunya dalam menghadapi situasi keseharian berkenaan dengan ketersediaan pasokan listrik.

"Ketika saya diundang ke Amerika Serikat oleh perkumpulan pelajar Indonesia setempat, di sana mati listrik rakyatnya marah, sementara kita bergiliran biasa saja. Artinya rakyat kita ini bisa diandalkan soal ketahanannya," ujar Tjatur.

Meski demikian, Tjatur mengkritik bagaimana elit di Indonesia belum bisa memberikan arah yang baik bagi rakyatnya.

"Rakyat indonesia itu baik, bahwa freeport itu royaltinya cuma 1 persen ya biasa-biasa saja. Jadi elitnya ini yang belum bisa memberikan arah yang baik pd rakyat Indonesia," kata Tjatur.

Tjatur menuturkan bahwa dirinya mendambakan para elit Indonesia bisa mengedepankan moral dan akhlak dalam membuat kebijakan. "Saya mendambakan para elit bisa bersatu padu mengedepankan akhlak dan moral, maka cahaya itu akan semakin terang," ujar dia.

Sementara itu, budayawan Emha Ainun Nadjib dalam acara yang sama mengatakan bahwa ketahanan dan kekuatan rakyat Indonesia merupakan dilema tersendiri bagi bangsa ini.

"Indonesia ini dilemanya adalah kelemahan rakyat Indonesia adalah karena rakyat itu kuat. Kelemahan kita adalah kita kuat. Karena kita itu dicuri tidak apa-apa, ditempelengi tahan, dibohongi sabar," seloroh budayawan yang lebih dikenal dengan panggilan Cak Nun itu.

Saresehan Budaya KPK, Polri, Kejagung dan MA tersebut digelar sebagai rangkaian acara menyambut Hari Antikorupsi Internasional 9 Desember 2012 mendatang.

Hadir juga dalam acara tersebut, jajaran pimpinan KPK seperti Abraham Samad, Busyro Muqoddas, Adnan Pandu Pradja, dan Zulkarnain.

Selain itu hadir pula Wakapolri Komjen Pol Nanan Sukarna, Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Denny Indrayana, Wakil Jaksa Agung Darmono, Ketua Muda Pidana Umum Artidjo Alkostar, dan budayawan M. Shobary serta menampilkan Emha Ainun Nadjib selaku moderator pembicaraan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement