Sabtu 01 Dec 2012 11:13 WIB

Kali Ini, AS Kutuk Rencana 3 Ribu Unit Perumahan Baru Israel

Wilayah Palestina kian menciut dan terus menciut. Yerusalem timur yang diharapkan menjadi ibu kota Palestina, kini kian dikepung dengan permukiman Yahudi. (peta)
Foto: news.bbc.co.uk
Wilayah Palestina kian menciut dan terus menciut. Yerusalem timur yang diharapkan menjadi ibu kota Palestina, kini kian dikepung dengan permukiman Yahudi. (peta)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Sikap Amerika Serikat sering kali menerapkan standard ganda bahkan bertolak belakang bila menyangkut situasi Israel. Kali Ini Gedung Putih mengecam rencana Israel untuk membangun 3 ribu lagi unit perumahan di Yerusalem Timur dan Tepi Barat.

Gedung Putih, Jumat (30/11), seperti dilansir AFP menyebut langkah itu kontraproduktif dan membuat upaya perundingan perdamaian kian sulit.

Israel memang sengaja mengumumkan rencana perluasan pemukiman itu sebagai tanggapan terhadap pemungutan suara bersejarah di Sidang Majelis Umum PBB pada Kamis (29/11) kemarin. Dalam hasil sidang disebutkan PBB mengakui Palestina sesuai dengan perbatasan 1967 sebagai negara pemantau non-anggota.

"Kami menyatakan kembali penolakan lama terhadap pemukiman dan proses pendirian sekaligus pengumuman terkait Yerusalem Timur. Kami meyakini aksi-aksi ini kontraproduktif dna hanya membuat kian sulit melanjukan negosiasi langsung atau mencapai solusi dua negara," ujar jur bicara  Dewan Keamanan Nasional, Tommy Vietor.

"Negosiasi langsung tetaplah tujuan kami dan kami mendorong semua pihak melakukan langkah-langkah untuk mempermudah mencapainya," ujar Vietor.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement