REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Satu tim internasional yang terdiri atas ahli satelit telah menghsilkan penilaian yang lebih kuat mengenai hilangnya es dari Kutub Selatan dan Greenland setakat ini, demikian satu studi yang disiarkan Jumat di jurnal Science.
Di dalam studi tersebut, para peneliti memperlihatkan pencairan lapisan es di Antartika dan Greenland telah menambah 11,1 militer peningkatan permukaan air laut global sejak 1992.
Jumlah itu berarti seperlima dari naiknya permukaan air laut selama masa studi. Sebanyak dua pertiga lapisan es hilang dari Greenland, dan sisanya dari Kutub Selatan.
Kendati hilangnya lapisan es turun selama masa yang dilaporkan oleh Panel PBB Antar-pemerintah mengenai Perubahan Iklim (IPCC) pada 2007, penyebaran perkiraan IPCC sangat luas sehingga tidak jelas apakah Antartika bertambah atau menyusut.
Perkiraan baru tersebut adalah perbaikan luas --lebih dari dua kali ketepatan-- berkat dimasukkannya lebih banyak data satelit, dan mengkonfirmasi Kutub Selatan dan Greenland terus kehilangan es, kata Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Sabtu siang.
Studi itu juga memperlihatkan jumlah gabungan pencairan lapisan es telah meningkat dari waktu ke waktu dan, secara bersama, Greenland serta Antartika sekarang kehilangan lebih dari tiga kali jumlah es --sama dengan 0,95Mm kenaikan permukaan air laut per tahun-- dibandingkan kondisinya pada 1990-an, sama dengan 0,27Mm kenaikan permukaan air laut per tahun.
Studi tersebut --yang dipimpin oleh Andrew Shepherd dari University of Leeds dan Erik Ivins dari Jet Propulsion Laboratory NASA-- menggabungkan pengamatan dari 10 misi satelit berbeda guna mengembangkan pengukuran konsisten pertama mengenai perubahan lapisan es kutub.