Sabtu 01 Dec 2012 23:22 WIB

Satu Keluarga Meninggal di Pantura

Rep: Ita Nina WInarsih/ Red: M Irwan Ariefyanto
Kecelakaan lalu lintas (ilustrasi).
Foto: Antara/Arief Priyono
Kecelakaan lalu lintas (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SUBANG -- Kecelakaan maut kembali terjadi di jalur tengkorak Pantura, Subang, tepatnya, di Jalan Raya Pantura, Desa Ciasem Tengah, Kecamatan Ciasem, Sabtu (1/12). Kejadian itu, melibatkan sepeda motor Nopol B 3061 SSL yang menabrak kendaraan roda empat jenis Mitsubishi L 300 Nopol T 8027 TJ. Akibat kejadian itu, tiga nyawa dalam satu keluarga melayang.

Keterangan yang diperoleh Republika, tiga korban meninggal dunia itu, masing-masing Yatin (45 tahun), Irah (25 tahun). Keduanya, pasangan suami-isteri. Kemudian, anak mereka Fajar yang baru berusia tiga tahun. Keluarga ini, merupakan warga Dusun Kampung Sebrang, Desa Ciasem Hilir, Kecamatan Ciasem.

Saksi mata, Uje (43 tahun), yang berprofesi sebagai tukang ojek, mengatakan, kecelakaan nahas itu terjadi sekitar pukul 17.30 WIB atau menjelang maghrib. Saat itu, kendaraan Mitsubishi L 300 yang disopiri Suhenda (41 tahun), warga Desa Dukuh Tengah, Kecamatan Ciasem, sedang terparkir di bahu jalan arah Cirebon menuju Jakarta. Sepertinya, sopir ada keperluan, makanya memarkir kendaraan di bahu jalan. "Namun, dari arah belakang datang sepeda motor dengan kecepatan tinggi," kata Uje.

Sepertinya, sopir sepeda motor itu tidak bisa melajukan kendaraannya. Apalagi, tepat di lokasi L 300 terpakir, jalannya menikung. Sehingga, bila tidak jeli kejadiannya akan seperti menimpa keluarga Yatin tersebut. Yaitu, menabrak bagian belakang kendaraan yang ada di depannya.

Seketika, suara dentuman keras terdengar. Tiga penumpang sepeda motor langsung terjatuh bersimbah darah. Ketiganya, kemudian mendapat pertolongan warga. Akan tetapi, ayah sama anaknya yaitu Yatin dan Fajar, nyawanya tak bisa diselamatkan saat dalam perjalan ke Rumah Sakit. Sedangkan, isterinya yaitu Irah meninggal setelah sempat mendapatkan perawatan medis. "Satu keluarga itu di bawa ke RS Sang Hyang Seri Sukamandi," jelasnya.

Diakui Uje, kabar yang beredar, satu keluarga tersebut hendak memfoto copy kartu keluarga. Mereka, rencananya mau pindah rumah. Sepertinya, mau ikut sama saudaranya yang tinggal dan bekerja di Jakarta. Namun nahas belum juga keinginan itu terwujud, Allah SWT telah memanggilnya pulang.

Sementara itu, Suhenda (sopir Mitsubishi L 300), mengatakan, dirinya tak punya firasat sama sekali akan terjadi kecelakaan maut tersebut. Karena itu, dia memarkir mobilnya di tikungan, karena ada keperluan. "Saya habis membawa pupuk," kata Suhenda, saat dimintai keterangan di Mapolsek Ciasem.

Dia mengaku, letak parkir mobilnya itu sudah betul. Meskipun di tikungan jalan, posisi mobilnya berada di bahu sebelah kiri. Supaya, tidak menghalangi laju kendaraan yang lain. Namun, kendaraan yang diparkirnya itu justru membuat tiga nyawa melayang.

Kanit Laka Polsek Ciasem Ipda Aan Sukamta, membenarkan telah terjadi kecelakaan maut yang menewaskan satu keluarga itu. Kejadian ini, diduga akibat sopir sepeda motor tidak bisa mengendalikan laju kendaraannya. Selain itu, sepeda motor itu melaju dengan kecepatan tinggi. "Sepeda motor tersebut, menabrak bagian belakang mobil yang sedang diam," ujar Aan.

Untuk selanjutnya, kasus ini masih dalam tahap penyelidikan. Petugas, masih memintai keterangan dari sejumlah saksi mata. Termasuk, sopir Mitsubishi L 300 tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement