REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Langkah Sutan Bhateoegana yang meminta maaf langsung ke keluarga mantan Presiden Abdurrahman Wahid diapresiasi.
"Mengikuti drama Sutan Bhatoegana yang akhirnya meminta maaf ke Ibu Nuriah Abdurrahman Wahid dan keluarga menambah kekayaan pendidikan etika berpolitik bagi semua," kata Staf khusus Presiden bidang komunikasi, Heru Lelono dalam pesan singkatnya melalui telepon selular kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu malam.
Heru mengatakan, ia tidak mengikuti secara langsung dialog yang membuat Sutan Bhatoegana emosional dan kemudian mengeluarkan pernyataan yang kemudian dimintakan maaf kepada keluarga Gus Dur.
"Saya tidak mengikuti langsung dialog yang memanaskan hati Bhatoegana itu, namun penuturannya kepada media ia mengatakan terbakar oleh fitnah yang diutarakan Adhie Massardi kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Adhie katanya berkata bahwa SBY mendapat gelar dari Ratu Inggris karena barter dengan LNG tangguh. BP migas dibubarkan disebut juga oleh Adhie sebagai bukti kalau SBY melindungi koruptor," kata Heru.
Ia menggarisbawahi, bila benar mantan juru bicara Presiden Abdurrahman Wahid itu menyampaikan hal tersebut maka itu merupakan pernyataan yang gegabah dan perlu dimintakan pertanggungjawabannya.
"Kalau pernyataan-pernyataan AM benar seperti itu adalah sebuah perbuatan gegabah yang sepantasnya dimintakan pertanggungjawabannya. Persoalannya sekarang, apakah sosok seperti AM ini terbiasa untuk berani mempertanggungjawabkan perkataannya atau tidak," katanya.