REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK -- Tahukah anda permainan Pacman? tokoh gim yang satu ini memakan semua koin emas yang ada di depan matanya. Sembari makan, Pacman tetap menghindari ancaman monster yang bisa membunuhnya.
Melihat Pacman, kita akan teringat pada sosok Subrata Roy, taipan berkebangsaan India, pemilik Sahara Group. Berawal dari 43 dolar AS modalnya pada 1978, Roy kini menjelma menjadi orang terkaya di India.
Ia tidak pandang bulu dan menekuni bisnis apapun selama berpeluang memberikannya keuntungan. Kolektif dan materialis, begitulah prinsip hidupnya yang sudah dikenal di dunia.
Pundi-pundi uang Roy semakin terisi manakala dalam sepekan ini ia berhasil membeli dua hotel mewah sekaligus di Negeri Paman Sam. Baru-baru ini, Roy memiliki 'Plaza Hotel' di Central Park Manhattan, New York, Amerika Serikat (AS).
Roy mengakuisisi 75 persen saham salah satu hotel termewah di AS tersebut dengan harga mencapai 575 juta dolar AS. Ia membeli dari pemilik aslinya, yaitu pengusaha asal Israel, Udi Erez yang memimpin El Ad US Holding Inc. Sedangkan 25 persen saham sisanya masih dimiliki Pangeran Alwaleed bin Talal dari Arab Saudi, melalui Kingdom Holding Group.
Plaza Hotel terkenal menjadi penginapan bagi tamu-tamu agung, seperti The Beatles, Eleanor Roosevelt, Mark Twain, dan Groucho Marx. Hotel 230 kamar ini juga disebut 'Rumah Eloise.' Novelis AS, Susan Eloise, seringkali menginap di hotel ini dan menghasilkan novel-novel fiksi terkenal di dunia era 1950an.
Senin (26/11) lalu, Roy juga membeli 'Dream Hotel' yang lokasinya sangat strategis, tak jauh dari Teater Broadway yang terkenal di New York. Roy membelinya dari taipan hotel AS, Vikram Chatwal, dan menguras 220 juta dolar AS dari kantungnya.
Sejumlah perhotelan mewah di New York saat ini sangat terpukul akibat krisis ekonomi global. "Ini menjadi kesempatan besar bagi investor untuk memperluas pasar mereka ke AS. Aset-aset seperti ini tak akan tergantikan," kata Presiden Direktur Solid Rock, Greg Rice, yang merupakan perusahaan konsultan real estate terkenal di AS, dikutip dari BBC, Kamis (29/11).
Sulit menebak lini bisnis yang menjadi fokus Roy. Ia menggeluti bisnis perumahan mewah 'Sahara City Home' di India. Di bisnis media, Roy menguasai tujuh harian surat kabar, serta mendirikan rumah produksi film, Film City.
Bagaimana dengan sektor kesehatan? Roy mendirikan 'Sahara Hospital.' Dibidang pariwisata, ia meluncurkan 'Sahara Global,' penyedia jasa pariwisata untuk layanan domestik dan internasional. Bisnis lainnya, seperti pendidikan, gizi anak, perlindungan perempuan, hingga penyandang cacat.
Dibidang olahraga, Sahara Group berinvestasi dengan menjadi sponsor utama tim kriket nasional India. Bahkan, grup ini mengumumkan rencana pembelian saham perusahaan konstruksi balap mobil, 'Force India Formula 1.’ Nilai sahamnya 42,5 persen setara 100 juta dolar AS. "Balap mobil Formula 1 ini merupakan benteng sekaligus pintu masuk dari dunia barat," kata Roy, dikutip dari BBC, Kamis (29/11).
Selain di AS, Sahara Group juga memiliki beberapa hotel di India. Di Inggris, ia memiliki Grosvenor House Hotel, London yang sangat terkenal.