Ahad 02 Dec 2012 18:49 WIB

Tuding SBY, Adhie Masardi Diminta Bersikap Ksatria

Staf khusus Presiden Bidang Informasi dan Hubungan Masyarakat, Heru Lelono
Foto: Republika/ Aditya
Staf khusus Presiden Bidang Informasi dan Hubungan Masyarakat, Heru Lelono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi dan Informasi, Heru Lelono, mengikuti drama Sutan Bhatoegana yang akhirnya meminta maaf ke Ibu Nuriah Abdurahman Wahid dan keluarga. Menurutnya, hal itu menambah kekayaan pendidikan etika berpolitik bagi semua pihak.

"Saya tidak mengikuti langsung dialog yang memanaskan hati Bhatoegana itu. Namun dari penuturannya kepada media, Bhatoegana mengatakan terbakar oleh fitnah yang diutarakan Adhie Masardi (AM) kepada Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono-red)," katanya, dalam pernyataannya, Ahad (2/12).

Dikatakannya, AM mengatakan bahwa SBY mendapat gelar dari Ratu Inggris karena barter dengan LNG Tangguh. BP Migas dibubarkan disebut juga oleh AM sebagai bukti kalau SBY melindungi koruptor. "Kalau pernyataan-pernyataan AM benar seperti itu, adalah sebuah perbuatan gegabah yang sepantasnya dimintakan pertanggungjawabannya."

Persoalannya sekarang, lanjut Heru, sosok seperti AM ini terbiasa untuk berani mempertanggungjawabkan perkataannya atau tidak. "Apakah AM tidak sebaiknya bertanya mengapa, kepada siapa saja yang dulu membentuk dan menyetujui melahirkan BP Migas? Apakah SBY yang minta-minta gelar kepada Ratu Inggris? Karena inisiatif pemberian gelar itu pasti berasal dari Ratu Inggris, coba AM tanya ke Ratu Inggris, mengapa memberi gelar untuk Presiden RI."

Menurutnya, langkah tersebut jauh lebih ksatria daripada bicara menuduh tanpa bisa dibuktikan. Sutan Bhatoegana dengan segala khilafnya karena terbakar emosional berani meminta maaf kepada keluarga Presiden Abdurahman Wahid. Hal itu, kata dia, sebuah tindakan kesatria.

"Kita tunggu sikap ksatria AM. Karena salah satu ciri kesatria adalah berbicara dan bersikap dengan jujur.  Indonesia tidak membutuhkan komponen bangsa yang hanya mengumbar permusuhan di antara anak bangsa. Drama ini adalah tambahan pendidikan berpolitik yang baik," kata Heru.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement