Ahad 02 Dec 2012 20:23 WIB

Rusia: Larangan AS Bisa Ganggu Kerja Sama Militer

Helikopter Mi-17
Foto: AP Photo/Wg Cdr Asthana
Helikopter Mi-17

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov, Sabtu (1/12), menyayangkan upaya Amerika Serikat untuk melarang kesepakatan senjata dengan pengeskpor senjata Rusia. Menurutnya hal itu bisa membahayakan kerja sama militer bilateral negaranya dengan Negeri Paman Sam.  

Reaksi Ryabkov menyusul pernyataan Senat AS, Kamis malam (29/11) yang mensahkan amandemen yang melarang Pentagon membeli senjata, termasuk helikopter untuk Afghanistan dari pengekspor senjata Rusia, Rosoboronexport. 

Amandemen tersebut, yang diajukan oleh Senator John Cornyn, menyatakan Rosoboronexport telah memfasilitasi pengiriman senjata ke Damaskus, Suriah, sejak awal kerusuhan dalam negeri di negara Arab itu tahun lalu.

Menurut Ryabkov tindakan tersebut dapat mempengaruhi proyek helikopter yang terdiri atas beberapa helikopter Mi-17 dengan nilai 171 juta dolar AS.

"Kerja sama antara Rosoboronexport dan berbagai lembaga Amerika, termasuk apa yang disebut proyek helikopter, sangat positif. Dan kami tak ingin kerusakan apa pun terjadi pada ini akibat sikap yang pada dasarnya berbahaya dan gegabah di kalangan Senator AS," kata Ryabkov sebagaimana dikutip kantor berita RIA Novosti.

Larangan terhadap kesepakatan pembelian helikopter Rusia ke AS akan memerlukan perubahan pada hukum anggaran pertahanan AS yang dibuat untuk tahun fiskal mendatang. Konsekuensi diperkirakan akan muncul hanya setelah rancangan ketentuan itu melewati prosedur yang diperlukan di badan legislatif, kata pejabat Rusia tersebut.

Rosoboronexport, bagian dari Perusahaan Teknologi Negara Rusia, adalah agen tunggal perantara negara yang bertanggungjawab mengimpor dan mengeskpor produk pertahanan dan dwi-guna, teknologi serta layanan. Perusahaan senjata itu bekerjasama dengan lebih dari 70 negara.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement