REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fany Octora, yang merupakan mantan istri siri Bupati Garut, Aceng Fikri, melaporkan mantan suaminya itu ke Badan Reserse kriminal (areskrim) Polri, Senin (3/12). Fany yang masih berumur 18 tahun itu tiba di Bareskrim Polri pada pukul 13.19 dengan didampingi kuasa hukumnya, Dany Saliswijaya.

Alasa Fany melaporkan Aceng ke Bareskrim Polri, menurut dia, adalah karena dugaan kekerasan dalam rumah tangga. Dalam rentang waktu empat hari pernikahan, ia mengungkapkan, Fany disekap Aceng selama dua hari. Ia melanjutkan, Fany dikunvi di kamar, sehingga kelurga yang akan menjemputnya sulit mengeluarkannya.

Tidak hanya itu saja yang dilaporkann Fany, Aceng juga dilaporkan atas dugaan adanya penipuan. "Waktu akan mengawini Fany, dia (Aceng) mengatakan dia duda tapi dia ternyata tidak duda," ujar Dany saat ditemui di Bareskrim, Senin (3/12).

Ia mengaku telah mempersiapkan sejumlah pasal lain untuk menjerat Aceng. Saat akan menikahi Fany secara siri, Aceng menjanjikan akan membiayai perjalanan umroh mereka berdua. Bahkan, menurut Dany, ada surat pernyataan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyatakan akta perkawinan akan dibuat setelah dilangsungkan umroh. "Tapi baru empat hari perkawinan sudah dicerai melalui SMS," katanya.

Ia menyatakan perbuatan Aceng adalah perbuatan tidak etis. Sebagai seorang pejabat publik, ia dinilai tidak memberi panutan yang baik bagi rakyat. Dalam kesempatan tersebut, Dany juga membantah adanya politisasi terhadap kasus ini. Ia mengatakan selama lima bulan, terus dilakukan negosiasi perdamaian secara kekeluargaan dengan pihak Aceng.

"Dari dulu sudah terjadi negosiasi perdamaian dengan mantan suami tapi ke sininya tercium media. Baru sekarang terungkap," ujarnya. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Bupati Garut Aceng Fikri menceraikan gadis belia Fany setelah menikahinya selama empat hari. Saat itu, ia beralasan menceraikan Fany karena sudah tidak gadis lagi.

Ikuti Whatsapp Channel Republika