REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Akumulasi neraca perdagangan Indonesia dari Januari-Oktober defisit. Direktur Satistik dan Distribusi Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan ekspor bulan Oktober mencapai 15,67 Miliar Dolar AS. Sementara impor Indonesia mencapai 17,21 Miliar Dollar. Alhasil, di bulan Oktober Indonesia defisit 1,54 Miliar.
Sasmito mengatakan defisit perdagangan bulan Oktober merupakan terbesar dalam sejarah. Bulan Oktober, Indonesia membeli pesawat. Defisit perdagangan yang begitu besar sontak menyeret akumulasi perdagangan di sepuluh bulan pertama ini defisit 516,1 juta dolar.
Sebelumnya, beberapa kali Indonesia sempat mengalami nefisit perdagangan, namun secara akumulasi masih mengalami surplus. Pada bulan April Indonesia defisit 641,1 juta dolar. Ekspor April mencapai 15,98 Miliar, sementara mpor 16,62 miliar dolar. Bulan Mei Indonesia defisit 485,9 juta dolar.
Ekspor Mei 16,72 Miliar, impor mencapai 17,21 miliar dolar. Saat itu Indonesia masih mengalami surplus 1, 2 Miliar. Bulan Juni ekspor Indonesia 15,36 Miliar, impor mencapai 16,69 sehingga sempat defisit 1,32 Miliar Dolar.
Bulan Juli, perdafangan Indonesia masih defisit 176,6 juta dolar. Akumulasi hingga bulan Juli, Indonesia masih tercatat surplus 335,5 Juta Dolar.
Impor Indonesia di bulan Oktober didominasi oleh impor barang barang modal, pesawat terbang, pembangkit listrik, industri percetakan dan impor BBM. Impor komoditas ini cukup besar dan menjadi salah satu faktor defisit. Sebagai gambaran, harga satu unit pesawat sekitar 300 juta dolar.
“Bulan Oktober kita impor tak biasa yaitu pesawat. Beli pesawat itu kan tidak setiap bulan,” ujar Sasmito, Senin (3/12).