REPUBLIKA.CO.ID, Inggris dan Prancis bersiap mengambil tindakan, kemungkinan langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya yakni menarik para duta besar, menurut sejumlah diplomat tinggi Eropa. Tindakan itu sebagai protes terhadap Perdana Menteri Benyamin Netanyahu yang memutuskan memindahkan area kontruksi pemukiman ke area dikenal sebagai E1, antara Ma'ale Adumim dan Yerusalem.
"Kali tidak hanya lagi pengeceman, akan ada aksi nyata melawan Israel," ujar diplomat senior Eropa.
Keputusan Netanyahu, Jumat, untuk mendirikan 3 ribu unit perumahan di blok pemukiman, Yerusalem Timur, rupanya langsung mengejutkan para pemimpin di London dan Paris.
Kedua negara itu tak hanya memandang konstruksi E1 sebagai 'garis merah', mereka juga dikabarkan marah karena memandang Israel telah merespons dengan rendah terhadap dukungan Prancis-Inggris terhadap operasi terkini di Gaza.
"London sangat murka dengan keputusan E1," ujar diplomat Eropa seperti dikutip Haaretz (3/12).
Menurut tiga diplomat tinggi dari negara Uni Eropa, Inggris dan Prancis tengah berkordinasi untuk menekan Israel, yang dilaporkan bakal diterapkan dalam beberapa pekan ke depan. Mereka juga mendiskusikan langkah luar biasa menarik duta besar dari Tel Aviv.
Langkah ini belum pernah diambil sebelumnya oleh kedua negara besar di Eropa terhadap Israel. Bila terealisasi, menurut analis langkah itu bakal menjadi sikap ekstrem, namun di sisi lain juga dicemaskan karena bisa memicu Israel kian menindas Palestina.