REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Bank Indonesia optimis target inflasi 2013 bisa dicapai meskipun harga listrik dan BBM diperkirakan naik di tahun depan. Bank sentral juga yakin perekonomian Indonesia bisa tetap tumbuh.
Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution menyatakan, tekanan inflasi pada 2013 tetap akan terkendali dalam kisaran sasaran yang ditetapkan yaitu 3,5 hingga 5,5 persen. Menurutnya, tanpa menghitung kenaikan harga listrik dan BBM bersubsidi, maka inflasi tahun depan akan mencapai 4,8 persen.
Sedangkan, jika ada kenaikan TDL dan BBM bersubsidi, maka inflasi harus ditambah tergantung besaran kenaikan, lanjutnya. "Setiap kenaikan TDL 15 persen kemungkinan tambahan kenaikan inflasinya sekitar 0,25-0,3 persen," katanya baru-baru ini.
Sementara jika BBM naik Rp1.000 atau sekitar 20-22 persen, maka kenaikan inflasi sekitar 0,3 persen. Darmin juga mengatakan jika ada kenaikan BBM, sebaiknya dilakukan secara bertahap karena bisa sangat mengganggu tekanan inflasi.
Darmin pun yakin, momentum pertumbuahn ekonomi akan berlanjut hingga 2013. Perekonomian nasional pada 2013 diperkirakan aakan tumbuh 6,3 hingga 6,7 persen. “Ini karena ekonomi Indonesia memiliki modal dasar yang baik,” katanya. Perekonomian Indonesia telah teruji stabil dan permintaan domestik dengan basis kelas menengah tengah tumbuh. Selain itu, terdapat ruang kebijakan yang memadai untuk meredam resiko global.
Menurut Darmin, ketiga basis kekuatan ekonomi tersebut akan tetap menumbuhkan keyakinan pelaku ekonomi, sehingga dapat menjadi daya dorong bagi berlanjutnya proses akumulasi modal. "Beberapa indikator terkini menunjukkan pemupukan modal untuk pengembangan kapasitas produksi, baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar negeri masih terus meningkat," kata Darmin.
BI memperkirakan laju pertumbuhan investasi yang pada akan mencapai 12 persen pada 2013. "Investasi yang meningkat dapat menjaga kekuatan daya beli masyarakat sehingga pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada 2013 dapat dipertahankan pada tingkat 5 persen hingga 5,4 persen," kata Darmin.