REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Indonesia masih dipandang belum mengakomodasi para penyandang cacat dalam dunia kerja. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menginginkan dunia ketenagakerjaan Indonesia lebih memperhatikan disabilitas agarterakomodasi dengan baik dan memadai dalam dunia usaha.
"Orang-orang dengan disabilitas seringkali mengalami diskriminasi di tempat kerja. Sejumlah perusahaan mempekerjakan orang-orang disabilitas hanya karena kondisi mereka," kata Manajer Program "Better Work Indonesia" Simon Field di Jakarta, Selasa (4/12).
Menurut Simon Field, sebenarnya banyak orang disabilitas yang dapat menjadi pegawai yang baik dan andal, karena terdapat banyak kasus yang terdokumentasi terkait perbandingan antara lain dalam hal produktivitas.
Karena itu, ujar dia, ILO juga membuat program "Better Work Indonesia" (BWI) yang bertujuan membuat pedoman untuk memberikan petunjuk dan saran bagi para pemilik perusahaan dalam mengelola isu disabilitas.
"Pedoman ini akan menunjukkan kepada pemberi kerja bagaimana untuk menyediakan kesempatan yang setara dan memadai bagi penyandang cacat dalam lingkungan kerja yang nondiskriminatif," katanya.
BWI adalah sebuah program kerja sama yang unik antara ILO dan Korporasi Keuangan Internasional (IFC, anak perusahaan Bank Dunia) dan didanai oleh Pemerintah Australian melalui Australian Agency for International Development (AUSAID), bersama-sama dengan Departemen Ketenagakerjaan Amerika Serikat.
Program BWI dimulai pada tahun 2011 dengan fokus pada area geografis di Jabodetabek, termasuk Purwakarta, Subang dan Karawang. BWI berfokus pada solusi yang terukur dan berkesinambungan yang membangun kerja sama dengan pemerintah, organisasi pengusaha dan pekerja serta pembeli internasional.