REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Luar Negeri, Muhyiddin Junaidi mengapresiasi pembatasan masa jabatan Presiden Mesir hanya delapan tahun atau dua periode dalam draft konstitusi baru. Menurutnya keputusan itu merupakan satu kemajuan penting.
Namun, perlu ada langkah lanjutan apabila rakyat Mesir menyetujui konstitusi itu. Langkah lanjutan itu menurut Kiai Muhyiddin adalah mendewasakan masyarakat Mesir. Ini penting karena karakter orang Timur Tengah itu membutuhkan figur kepimpinan yang kuat.
"Tentunya apresiasi perlu diberikan kepada Mesir soal ini," kata dia saat berbincang dengan ROL, Selasa (4/12).
Kelak, kata dia, ketika ini berhasil Mesir akan menjadi contoh yang baik dalam demokratisasi negara-negara Arab. "Ya mudah-mudahan negara-negara meniru langkah Mesir ini," kata dia mengakhiri. (baca: Mursi Perlu Dukungan Rakyat Mesir).