REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-- Stok akhir tahun Perum Bulog diperkirakan 2,3 juta ton beras atau melebihi target pemerintah sebesar 2 juta ton dari penyerapan beras dalam negeri ditambah beras impor.
Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso di Jakarta, Selasa (4/11) mengatakan bahwa penyerapan beras petani oleh Bulog hingga hari ini (4/12) sudah mencapai 3,575 juta ton.
Hal itu diungkapkannya seusai Seminar Nasional "Menjadikan Indonesia Sebagai Pemasok Pangan Tropis Dunia 2025", di Gedung Lembaga Ketahanan Nasional.
"Menjelang akhir tahun ini, Bulog masih melakukan penyerapan hingga 5.000 ton per hari meskipun berfluktuasi," katanya.
Sutarto menyatakan, stok hari ini mencapai 2,2 juta ton yang mana sekitar 300 ribu ton itu berasal dari impor beras dari Vietnam.
Stok beras yang dimiliki Bulog, lanjutnya, rutin digunakan untuk penyaluran beras masyarakat miskin (raskin) yang jumlahnya 260-300 ribu per bulan yang mana tahun ini tinggal satu kali lagi dan akan rampung Desember.
Dengan demikian, sisa stok saat ini yang berjumlah 2,2 juta ton dikurangi penyaluran raskin maksimal 300 ribu ton menjadi 1,9 juta ton.
Padahal, target stok akhir tahun pemerintah minimal 2 juta ton, tambahnya, oleh karena itu untuk memenuhi target, Bulog berencana melakukan realisasi impor sejumlah 400 ribu ton, sehingga total menjadi 2,3 juta ton.
"Kalau biasanya stok hanya di bawah dua juta ton sekarang 2,3 juta ton. Yang penting Bulog bisa menjaga harga di tingkat produsen agar tidak jatuh dan jaga di tingkat konsumen agar tidak naik," katanya.