REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO---Polisi Mesir saat ini menghadapi ribuan demonstran di luar istana kepresidenan di Kairo. Situasi itu memaksa Presiden Mohammed Mursi meninggalkan bangunan, menurut pengakuan seorang sumber di kepresidenan, Selasa (5/11).
Para petugas menembakkan gas air mata ke lebih dari 10 ribu demonstran yang marah dengan keputusan Mursi untuk menggelar referendum terhadap konstitusi baru pada 15 Desember nanti. Massa menerobos garis polisi yang mengitari istana kepresidenan dan berunjuk rasa di sekeliling tembok perimeter.
Kerumunan juga berkumpul di dekat istana. Aksi itu disebut penyelenggara sebagai 'protes peringatan terakhir' terhadap Mursi. Presiden yang terpilih dari golongan Ikhwanul Muslimin itu memicu kemarahan oposisi setelah mengeluarkan dekrit pada 22 November lalu untuk memperluas cakupan kekuasaannya.
"Rakyat menginginkan rezim ini jatuh." seru para demonstran.
"Presiden telah meninggalkan istana," ungkap sumber dari kantor kepresidenan yang menolak diungkap namanya. Satu sumber dari keamanan juga menyatakan presiden telah pergi.