Rabu 05 Dec 2012 09:34 WIB

Dahlan Iskan Pilih Kertas Leces Ketimbang PLN

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Fitria Andayani
 Menteri BUMN Dahlan Iskan memenuhi panggilan DPR dalam rapat kerja dengan Komisi VII di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (13/11). (Antara/Rosa Panggabean)
Menteri BUMN Dahlan Iskan memenuhi panggilan DPR dalam rapat kerja dengan Komisi VII di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (13/11). (Antara/Rosa Panggabean)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Direktur Utama PLN sekaligus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan, kemungkinan tak akan datang dalam rapat inefisiensi PLN 2009 hingga 2010 yang dibuat Komisi VII DPR, Rabu (5/12). Pasalnya, dalam jadwalnya hari ini, Dahlan diagendakan berangkat ke Surabaya untuk mengunjungi PT Kertas Leces.

Berdasarkan info resmi Kementerian BUMN, Dahlan harus tiba di Surabaya sore nanti. Sementara rapat kerja dengan DPR beserta Menteri ESDM sekaligus kepala SKS PMigas, Dirut PLN, Dirut PGN, Dirut Pertamina bakal dilaksanakan sekitar pukul 14.00 WIB.

Dahlan harus hadir di kegiatan Leces karena hal tersebut menyakut masa depan BUMN itu. Perusahaan yang mati suri itu tengah dihidupkan dengan sejumlah langkah diantaranya melalui program Turn Arround Manajemen yang bekerja sama dengan Hutan Tanaman Industri dengan Kabupaten Nias Utara.

Ini juga terkait dengan Agent Off Growth di kepulauan Talaud dan Nias. Dengan langkah ini, diharapkan Leces bisa menjadi salah satu sumber mandiri negara ini untuk memproduksi bahan uang kertas dan substitusi impor.

Sebelumnya, Senin (3/12), Dahlan juga batal hadir dalam rapat serupa. Ia yang datang pukul 9.30 WIB, tiba-tiba meninggalkan ruang rapat Komisi VII sesaat sebelum rapat dimulai. Ia beralasan dirinya harus menghadiri rapat terbatas (Ratas) di Istana Presiden. "Kalau DPR marah ya terserah. DPR sudah biasa marah," katanya.

Sementara itu, inefisiensi di tubuh PLN tahun 2009 hingga 2010 sebesar Rp 37,6 triliun terkuak dalam Laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Meski demikian, Dahlan baru menjabat sebagai Dirut PLN Desember 2009.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement