REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Badan Kehormatan (BK) DPR, M Prakosa membantah rapat BK soal pemerasan BUMN di Wisma DPR, Kopo Cisarua, Bogor tadi malam untuk menghindari intervensi. Menurut Prakosa, Wisma DPR dipilih karena faktor teknis semata.
"Kita rapat di sana supaya lebih tenang," kata Prakosa dalam jumpa pers di ruang rapat BK, Senayan Jakarta, Kamis (6/12).
Prakosa menyatakan rapat berlangsung Rabu (5/12) malam hingga tengah malam. Dia tak menyebut jam berapa rapat dimulai. Menurutnya rapat di Wisma DPR tadi malam merupakan rapat akhir pengambilan keputusan.
"Tadi malam rapat akhir yang disebut pengambilan keputusan," ujarnya.
Dalam rapat tadi malam, BK DPR memutuskan ada anggota DPR yang terlibat pelanggaran kode etik dalam kasus pemerasan BUMN. Selain itu, BK juga memutuskan tidak semua anggota DPR yang namanya disebut di media massa terlibat pemerasan BUMN.
"Yang melakukan pelanggaran etika ada empat orang. Ada tiga orang yang tidak terbukti melanggar etika. Ada tiga orang yang salah diidentifikasi dalam laporan Dahlan Iskan yang sumbernya dari dirut Merpati," katanya.