REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini mengatakan, produksi gas alam cair (LNG) dari Qatar sebesar 1,5 juta ton per tahun siap memasok kebutuhan domestik mulai 2013.
"Saya baru kedatangan tamu investor dari Hungaria yang bisa menyuplai LNG dari Qatar ke Indonesia," katanya di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, impor LNG Qatar sebesar 1,5 juta ton per tahun tersebut bisa memenuhi kebutuhan domestik, khususnya PT PLN (Persero) selama dua tahun.
PLN, lanjutnya, bisa menegosiasikan harga LNG Qatar itu antara 8-11 dolar AS per MMBTU.
Setelah 2015, kebutuhan LNG makin besar hingga tujuh juta ton per tahun, menyusul beroperasinya proyek terminal Arun, Jateng, dan Lampung.
"Kalau memungkinkan Qatar juga bisa memasok setelah 2015. Nanti, bisa dibicarakan lagi. Tapi, sekarang tutupi dulu kebutuhan dua tahun ini," ujarnya.
Rudi menambahkan, pola impor dari negara yang kelebihan gas dan mengekspor gas produksi domestik dengan harga tinggi bisa dilakukan.
Jadi, harga ekspor LNG ke Jepang yang sekitar 17-18 dolar AS per MMBTU bisa tetap dipertahankan.
"Sementara, kita impor dari negara lain yang memang lagi butuh pasar dengan harga 8-11 dolar AS per MMBTU," paparnya.
Ia juga mengatakan, alokasi LNG Tangguh eks ekspor ke Sempra sebesar 10 kargo pada 2013 akan diperuntukkan memenuhi kebutuhan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) sebesar delapan kargo melalui mekanisme pertukaran dengan kilang Arun, Aceh.
Jadi, LNG dari Tangguh diekspor ke pembeli Arun dan Kilang Arun memasok ke PIM.
"Sebelumnya, Bontang yang melakukan 'swap' dengan Arun, namun kini Tangguh," ujarnya.
Sisa eks Sempra sebesar dua kargo pada 2013 akan dialokasikan ke PLN melalui terminal terapung (FSRU) di Teluk Jakarta.