REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus yang menimpa pesepak bola Diego Mendieta menjadi pelajaran berharga bagi Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI).
APPI mengaku akan berusaha lebih keras untuk memproteksi para pemain agar tidak mengalami hal serupa seperti Mendieta. Mendieta menjadi salah satu korban bobroknya kepengurusan sepak bola Indonesia.
Pemain asal Paraguay itu tidak memiliki uang untuk mengobati penyakitnya lantaran tidak mendapatkan gaji selama empat bulan dari klub terakhirnya Persis Solo. Mendieta akhirnya meninggal dunia pada Selasa (4/12) dinihari WIB di Rumah Sakit Dr. Moewardi, Solo.
CEO APPI Valentino Simanjuntak mengimbau para pemain melakukan boikot untuk tidak bertanding di musim depan apabila hak mereka di musim lalu belum diselesaikan klub masing-masing.
"Selama belum ada penyelesaian, para pemain diimbau untuk tidak bermain di musim depan. Biarkan saja tidak ada pertandingan, yang penting tragedi serupa tidak akan terjadi lagi," kata Valentino kepada Republika, Kamis (6/12).
Menurut Valentino, kejadian yang menimpa Mendieta menunjukkan lemahnya sepak bola Indonesia terhadap perlindungan para pemain. Untuk itu, ia berharap semua pesepak bola mau berjuang demi profesinya dengan melakukan boikot tersebut.
"Imbauan sudah kami komunikasikan. Semoga semua pemain mau berjuang demi profesinya masing-masing," tambahnya. Valentino juga mengatakan, boikot tidak hanya akan dilakukan apabila masih ada klub yang menunggak gaji.