REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Penentang Presiden Mesir, Muhammad Mursi kembali turun ke jalan menggalang lebih banyak demonstran, Jumat (7/12) di Tahrir Square. Mereka yang menyerukan slogan anti-Mursi tersebut berencana akan melanjutkan demonstrasi ke Istana Kepresidenan Mesir selesai shalat Jumat.
Dialog yang ditawarkan Mursi dalam pidatonya Kamis (6/12) kemarin tampaknya tak mempengaruhi pendirian para demonstran. Bahkan para demonstran yang berada di Tahrir Suare malah semakin kalap dan mencaci maki sang Presiden.
Ikhwanul Muslimin sebagai pengusung Mursi sebagai presiden Mesir, hingga saat ini masih terus setia mendukung Mursi. Walau korban di pihak Ikhwanul Muslimin banyak berjatuhan akibat serangan dan amuk massa.
Sesaat setelah pidato Mursi pada Kamis (6/12) malam yang disiarkan secara live di berbagai stasiun TV Mesir, para demonstran anti-Mursi langsung menyerbu sebuah villa perumahan di Kairo yang menjadi markas besar Ikhwanul Muslimin di Mesir.
Dalam pidato tersebut, Mursi menawarkan dialog dengan pihak oposisi. Mursi mengundang beberapa tokoh Oposisi sebagai perwakilan mereka pada Sabtu (8/12) mendatang di Istana kepresidenannya.
Namun tawaran Mursi tersebut ditolak beberapa tokoh oposisi dengan alasan upaya tersebut hanyalah akal-akalan saja, namun Mursi tetap pada pendiriannya. Karena dari pidato tersebut, Mursi dinilai tidak ada indikasi untuk berkompromi dengan pihak Oposisi.
Penolakan tersebut disampaikan juru bicara kelompok oposisi Front Penyelamatan Nasional, Hussein Abdel Ghani. "Presiden kehilangan kesempatan bersejarahnya. Kami akan terus meningkatkan (aksi protes) tentunya dengan menggunakan cara-cara damai," ujarnya seperti dikutip Alarabiya.net