REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Afghanistan, Hamid Karzai menganggap NATO dan Amerika Serikat ikut bersalah atas ketidakamanan di negaranya. Ia pun mengancam menangguhkan perundingan tentang peran pasukan Amerika Serikat di masa depan.
"Sebagian penyebab rasa tidak aman pada kami ialah struktur buatan NATO dan Amerika Serikat di Afghanistan," kata Karzai dalam wawancara dengan jaringan televisi AS, NBC News, dari kantor presiden di Kabul, Kamis (7/12).
Dia juga mengatakan bahwa tuduhan korupsi terhadap pemerintahnya adalah tidak tepat dan bahwa Amerika Serikat memiliki tanggung jawab besar mendorong terjadinya korupsi di negara miskin itu.
"Saya menjadi percaya (bahwa) ... korupsi berasal dari Amerika Serikat melalui kontrak dan melalui korupsi di kedua sistem," kata Karzai. Menurut dia persepsi "dari korupsi disengaja untuk membuat pemerintah Afghanistan mudah dieksploitasi, (dan) untuk melemahkannya".
Karzai telah lama memiliki hubungan yang tegang dengan mitra Amerika-nya. Ia menuduh Amerika Serikat gagal mematuhi kesepakatan guna mentransfer ratusan tahanan yang ditahan di penjara di Bagram, utara Kabul, di bawah kendali Afghanistan.
Pemimpin Afghanistan itu telah diminta untuk menyerahkan kendali dari penjara Bagram sebagai syarat untuk menandatangani perjanjian kemitraan strategis dengan Washington yang menjadi dasar bagi kehadiran militer Amerika Serikat di masa depan pasca-2014, ketika sebagian besar tentara Amerika Serikat dan pasukan tempur NATO telah ditarik.
Sejak pertengahan November, para pejabat Amerika Serikat dan Afghanistan telah mulai bernegosiasi terkait ketentuan mengenai kelanjutan kehadiran pasukan Amerika Serikat.