REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Saat ini, banyak hasil survei berbeda-beda dan cenderung mengarah ke salah satu calon gubernur untuk pilkada DKI Jakarta. Hasil survei dari sejumlah lembaga survei itu justru memunculkan pertanyaan atas keabsahan penelitian yang dilakukan. Terlebih lagi, hasil survei tersebut umumnya mengarahkan opini masyarakat.
Peneliti dari Deputi Ilmu Sosial Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Nasional, DR Firdaus Syam menganggap bahwa banyaknya hasil survei jelang Pilkada DKI itu menunjukkan kredibilitas lembaga survei tersebut.
"Kecenderungannya survei yang ada saat ini tidak hanya sebagai studi untuk menggambarkan fakta di lapangan, tetapi cenderung sebagai alat untuk kampanye terselubung, dan mengarahkan opini masyarakat," ujarnya dalam diskusi bertemakan 'Carut Marut Hasil Survei DKI' di Jakarta, Selasa (29/5).
Karena itu menurut dia, survei yang ada saat ini tidak semuanya menggambarkan fakta yang ada di lapangan, terutama kaitannya dengan Pilkada DKI Jakarta. Firdaus meminta masyarakat untuk menilai sendiri mana lembaga survei yang memang benar profesional dan mana lembaga survei yang terindikasi dalam permaianan opini dan kampanye terselubung.
"Masyarakat harus cerdas, jangan menerima begitu saja. Dan perlu melihat motif dan kecenderungan lembaga survei tersebut," ujar Firdaus. Menurutnya, masyarakatlah yang menghukum mana lembaga survei pragmatis dan tidak kredibel.