Kamis 31 May 2012 09:56 WIB

Tim Hendardji: Pelaporan Iklan 'Kumis' Kekanak-kanakan

Rep: Amri Amrullah/ Red: Hafidz Muftisany
Pasangan Hendardji-Riza mendaftarkan diri ke KPUD untuk maju ke Pemilukada Gubernur DKI, Juli 2012
Foto: Republika/Adhi
Pasangan Hendardji-Riza mendaftarkan diri ke KPUD untuk maju ke Pemilukada Gubernur DKI, Juli 2012

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pelaporan program pemberantasan Kumuh dan Miskin (Kumis) milik calon gubernur (cagub) nomor 2, Hendardji oleh Tim pendukung Fauzi Bowo, dinilai kekanak-kanakan. Hal itu disampaikan Juru Bicara Tim Sukses (Timses) Hendardji.

"Kami melihat pelaporan ini atas alasan menyinggung calon lain atau incumbent terlalu kekanak-kanakan," ujar Poltak Ike Wibowo dalam rilisnya kepada Republika, Rabu (30/5).

Poltak menganggap program yang disampaikan pasangan Hendardji-Reza adalah semata memotret fakta yang ada dan terjadi di Jakarta. Apabila dianggap menyerang salah satu calon, menurut dia, itu sangat aneh karena istilah ini untuk program pengentasan kemiskinan dan kekumuhan.

Ia meminta pendukung Foke, sapaan akrab Fauzi bowo, juga menyadari bahwa iklan 'Jakarta Jangan berkumis' dimaknai Jakarta tanpa Kumuh dan Miskin. "Jadi kami tidak ada niatan mengotori dengan hal-hal yang tidak substantif dan hanya berdasarkan asumsi negatif," jelasnya.

Pada Rabu (30/5) lima organisasi masyarakat pendukung Foke melaporkan Hendardji ke Panwaslu. Pelaporan ini atas dasar iklan yang menyudutkan fisik incumbent di dua harian surat kabar Ibukota, Berita Kota dan Warta Kota.

"Kami memprotes keras kampanye tersebut karena mendiskreditkan dan melecehkan Fauzi Bowo," kata Ketua Gerakan AntiKorupsi (GERAK), Budi S. Kelana, Rabu, (30/5) di Kantor Panwaslu DKI Jakarta.

Ketua Panwaslu DKI Jakarta, Ramdhansyah mengatakan Panwaslu akan mempertemukan kedua pihak dari tim Foke-Nara sebagai Pelapor dan tim Hendardji-Reza sebagai terlapor. "Keduanya akan kita pertemukan untuk dimediasi," jelas Ramdhan. Sedangkan media yang memasang iklan tersebut, akan ikut dipanggil Panwaslu untuk memberi penjelasan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement