REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pasangan Calon Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta yang maju dari jalur independen, diperkirakan pengamat masih memiliki peluang 50:50 bila Pemilukada berlangsung dua putaran.
"Peluangnya masih 50:50. Kalau satu putaran nanti terjadi percepatan pembusukan dan melahirkan anomali di Jakarta. Kalau dua putaran akan melahirkan satu lompatan. Sekarang berani nggak para pemilihnya membuat sejarah baru," jelas Arie Sudjito, pengamat politik dari UGM di Jakarta, Jumat (22/6).
Arie mengungkapkan cagub-cawagub independen seperti Faisal Basri-Biem Benjamin misalnya. Faisal-Biem dengan timnya, kata Arie, harus terus menerus memperbarui strategi untuk mengatakan kepada masyarakat soal korupsi politik yang dilakukan parpol.
"Menurut saya dia harus terus menerus menggaungkan antikorupsi. Itu sebenarnya tema besar yang harus digaungkan karena di antara beberapa para figur, dialah salah satu yang dianggap sebagai tokoh bersih, bebas dari korupsi," lanjut Arie.
Menurut Arie, ada juga tokoh yang bagus, namun lembaga-lembaga politik yang mengusungnya banyak yang bermasalah. Strategi lainnya adalah menjangkau kalangan kelas menengah ke bawah karena mereka dianggap lebih loyal. Menurut Arie, selama ini para kelas elit sering kali tidak memiliki loyalitas cukup kuat untuk terlibat dalam pemilu.
"Nah, jika dia mampu menjaring pengorganisasian dengan menempatkan isu-isu strategis di level kelas menengah dan grass root untuk menjaring sentimen populisme dengan baik, saya masih punya harapan besar pada Faisal," tegas Arie.
Dia optimistis peluang calon independen masih sangat besar mengingat situasi politik saat ini. "Bisa berubah, nanti tergantung satu bulan terakhir itu. Dua minggu terakhir jadi titik penentu habis-habisan," tutup Arie.