REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas Intelektual Muda Betawi (KIMB) mendukung terselenggaranya Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) DKI Jakarta yang luar, umum, dan bebas rahasia (Luber) serta bebas suku, agama, ras, dan golongan (SARA). Dengan mengampanyekan bentuk penolakan SARA dari komunitas ini, diharapkan pemilih DKI secara cerdas menggunakan suaranya.
Ketua KIMB, Ramdan Alamsyah, mengatakan sudah saatnya pemilih berpikir dan bertindak cerdas dalam menentukan kandidat mana yang tepat untuk dipilih, tanpa merasa terbebani atas maraknya isu SARA. ''KIMB menginginkan terciptanya pemilukada yang damai,'' tutur Ramdan kepada rekan media, Ahad (2/9), di depan Bundaran Hotel Indonesia.
Ramdan mengatakan, lebih menjaga kedamaian pemilukada jauh lebih penting, dibandingkan akhir pemilukada itu sendiri. Melalui upaya berkampanye yang tidak tergolong besar ini, diharapkan setiap pemilih menjadi bebas dalam menggunakan hak pilihnya. ''Sehingga, tidak ada yang merasa terintimidasi,'' ucapnya.
Jika masyarakat atau warga DKI sudah terbebas dari isu-isu SARA yang beredar, kata Ramdan, maka mereka sudah tidak lagi terbebani hal-hal miring yang disuarai oleh pihak pendukung masing-masing calon Gubernur (cagub). Menurutnya proses berjalannya Pemilukada DKI yang Luber dan bebas SARA merupakan barometer bagi semua pemilu yang ada di Tanah Air.
Anggota KIMB juga aktif menyuarakan tujuan komunitas mereka yaitu, agar pemilik suara atau hak pilih berlaku bijak menggunakan suaranya di 20 September mendatang. Dalam aksi yang digelar di bawah Tugu Selamat Datang, para anggota memajang spanduk-spanduk bertuliskan imbauan yang berintikan agar pemilih memilih secara cerdas.